Sudah Tiga Hari di Tanah Suci, Jemaah Haji Indonesia Uangnya Utuh

Terkait anggaran haji untuk ikn
Ilustrasi. Foto : Istimewa

Jambi Seru – Meskipun sudah tiga hari berada di tanah suci, jemaah haji Indonesia uangnya masih utuh. Mereka belum mengeluarkan uang sepeser pun untuk biaya hidup di sana. Sebab semua kebutuhan mereka telah disedikan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).

Seperti yang diungkapkan oleh seorang jemaah haji asal Aceh Barat, Ledian Mart, jika dirinya belum mengeluarkan uang sedikit pun untuk kebutuhan hidupnya. Mulai dari makan hingga transportasi semua ditanggung panitia.

“Selama di sini saya belum pergunakan uang sendiri karena alhamdulillah semua makanan disediakan, transportasi juga sudah, tidak mungkin kita beli terlalu cepat oleh-oleh, kita fokus ibadah dulu. Sampai sekarang uang masih utuh,” ungkapnya dari Mekkah, Rabu (22/6/2022).

Bacaan Lainnya

Masing-masing calon haji mendapatkan biaya hidup sebesar 1.500 Riyal atau setara sekitar Rp6 juta untuk keperluan mereka selama di Tanah Suci.

Di kampung halaman, Ledian biasanya menyisihkan uang untuk bersedekah di masjid atau memberikan kepada orang yang meminta sedekah.

“Di sini masjid tidak terlihat celengan, selama di sini saya belum bersedekah. Waktu manasik juga diberitahu kalau ada orang yang meminta-minta dilarang memberi,” katanya.

Hal yang sama juga terjadi pada Ena Herisna, seorang calon haji dari asal daerah yang sama, mengaku uang yang dibawa dari Tanah Air masih utuh.

“Karena tujuan kemari ibadah, begitu sampai ke Mekkah langsung ibadah, belum terpikir belum kemana-mana,” kata dia.

Semua kebutuhan yang ia butuhkan, mulai dari akomodasi, konsumsi hingga transportasi sudah tersedia gratis sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya lain.

Ena merasa pelayanan yang diberikan petugas haji luar biasa, begitu juga dengan tanggung jawab dan semangat petugas untuk membantu jamaah.

“Orang Indonesia the best, mungkin wajar orang-orang di luar sana cemburu dengan kita,” ujar Ena dikutip dari Antara.

Begitu pula dengan makanan yang disediakan, menurut dia semuanya enak dan sesuai selera. Karena orang Aceh biasanya menyukai makanan pedas maka ia tinggal menambahkan sambal jika rindu kampung halaman.

Pergi ke Masjidil Haram juga dimudahkan dengan adanya layanan bus shalawat yang beroperasi selama 24 jam.

“Kami sudah tiga hari disini, sudah mengenal rute-rutenya, yang penting diingat saja bus nomor tiga warna hijau. Pulang pergi kasih tahu saja Raudhah 306 insya Allah sampai,” katanya.

Raudhah merupakan wilayah di sektor tiga yang dilewati bus shalawat, sedangkan 306 adalah nomor hotel jamaah. Untuk memudahkan jamaah mengingat hotel mereka, hotel-hotel yang menjadi akomodasi di tandai dengan nomor. (tra)

Sumber : suara.com (media partner jambiseru.com)

Pos terkait