JAMBISERU.COM, Jambi – Pemilihan Bupati (Pilbup) Batanghari mulai memunculkan nama-nama yang bakal maju. Di antara sekian banyak nama, ada tiga nama yang jadi poros perhatian publik: Yuninta Asmara (istri Bupati Batanghari), M Haviz (anak mantan Bupati Batanghari Alm Abdul Fattah) dan M Fadhil Arief (Sekda Muarojambi yang juga putra daerah Maro Sebo Ilir).
BACA JUGA: Golkar Dua Kali Gagal Pimpin DPRD Kota, “Ganjalan” Bagi Fasha
Dari tiga nama itu, hanya M Fadhil Arief yang bukan dalam pusaran “keluarga penguasa”. Ia hanya rakyat biasa dari keluarga besar Guru Syukur dan merupakan birokrat yang memulai karir dari bawah.
Seperti diketahui, baik Yuninta maupun M Haviz, adalah lingkaran keluarga besar yang sudah beberapa kali menduduki kursi Bupati Batanghari. Sehingga, keduanya disebut-sebut dinasti yang itu-itu saja di Batanghari.
“Kalau keluarga besar Sahirsyah dan M Fattah, semua orang Batanghari sudah tahu. Ya, itu-itu saja yang mimpin Batanghari. Kayak dak ado orang lain bae,” ungkap Putra (32), warga Tembesi kepada Jambiseru.com, Rabu (17/7/2019).
Menurutnya, sudah saatnya Batanghari dipimpin orang lain selain dua keluarga besar itu. Supaya beragam dan memiliki arah yang jelas.
“Kalau ada yang baru, kenapa harus yang lama? Kami setuju kalau Fadhil disebut sang Penggebrak, menggebrak tradisi dinasti di Batanghari,” tegasnya.
Sementara, di tempat terpisah, seorang pegawai yang tak mau disebutkan namanya di media menjelaskan, siapapun pemimpin Batanghari nanti akan diikuti olehnya. Apalagi PNS itu sifatnya netral.
BACA JUGA: Terkait Pengisian Wakil Gubernur, Nasri Umar: Tidak Ada Perpanjangan
Namun, soal pilihan, tetap menjadi milik pribadi masing-masing. “Kalau saya melihat semua punya semangat memajukan Batanghari. Tapi Fadhil, secara profesional, saya lihat lebih menguasai birokrasi karena ia menjalani karir birokrasi dari bawah,” tutur sumber.(tim)