JAMBISERU.COM – Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan bahwa pesawat Boeing 737 milik maskapai penerbangan Ukraina ditembak jatuh oleh rudal Iran.
Jatuhnya pesawat maskapai Ukraina menewaskan 176 orang, 63 diantaranya adalah warga negara Kanada.
BACA JUGA : Ketegangan AS-Iran Dimanfaatkan Rupiah untuk Terus Menguat
Trudeau mengatakan laporan dari intelijen menunjukkan bahwa pesawat Ukraina ditembak jatuh oleh rudal Iran.
Dilansir Suara.com–media partner Jambiseru.com dari Independent, Jumat (10/1/2020), pejabat intelejen Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa tampaknya pesawat Ukraina ditembak jatuh oleh Teheran.
Dalam pernyataannya ke media, Trudeau meminta penyelidikan penuh untuk mengungkapkan apa yang telah diberitahukan kepadanya dari para pejabat intelijen tersebut.
“Kami memiliki intelijen dari berbagai sumber. Intelijen menunjukkan bahwa pesawat itu ditembak jatuh oleh rudal Iran. Ini mungkin tidak disengaja.” kata Trudeau.
Perdana Menteri berusia 48 tahun ini meyakinkan bahwa intelejen menunjukkan bukti yang kuat bahwa pesawat Ukraina ditembak jatuh oleh Iran.
“Bukti intelijen menunjukkan dengan sangat jelas kemungkinan penyebab kecelakaan itu,” ujarnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga kemudian menggemakan pernyataan Trudeau.
“Sekarang ada badan informasi bahwa penerbangan itu ditembak jatuh oleh Iran. Ini mungkin tidak disengaja,” ucap Boris Johnson dalam pernyataan.
Empat warga Inggris tewas termasuk dalam 176 korban jatuhnya pesawat Ukraina.
Kecelakaan itu terjadi beberapa jam setelah serangan rudal Iran terhadap pasukan Amerika Serikat yang ditargetkan ke pangkalan di Irak.
Pejabat Iran dan Ukraina berspekulasi kecelakaan itu disebabkan oleh kerusakan mekanis. Namun, Kedutaan Besar Ukraina di Teheran kemudian mengatakan bahwa penyebab kecelakaan itu belum resmi.
BACA JUGA : Sekjen PDIP Diare saat Stafnya Kena OTT KPK, Tagar #HastoMencret Menggema
Pesawat tersebut mengangkut 163 penumpang dan 9 awak kabin. Mereka terdiri dari 82 warga berkebangsaan Iran, 63 warga Kanada dan 11 warga Ukraina.
Selain itu ada 10 warga Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jerman dan tiga warga Inggris. (put)