Alasan PSSI Biarkan Timnas Indonesia Mundur dari Piala AFF U-23

Indonesia vs Timor Leste
Pesepak bola Timnas Indonesia Evan Dimas (kiri) dan Irfan Jaya (kanan) berselebrasi usai menjebol gawang Kamboja dalam pertandingan grup B Piala AFF 2020 di Stadion Bishan, Singapura, Kamis (9/12/21). Timnas Indonesia menang dengan skor 4-2. ANTARA FOTO/Humas PSSI/app/rwa.

Jambi Seru – Berikut adalah alasan PSSI (PSSI ialah singkatan dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) biarkan timnas Indonesia mundur dari Piala AFF U-23.

Keputusan PSSI batal mengirim timnas Indonesia U-23 ke Piala AFF U-23 2022 dengan alasan krisis pemain akibat Covid-19 menimbulkan pertanyaan.

Banyak yang beranggapan bahwa PSSI sejatinya memiliki opsi untuk memanggil para pemain lain dari klub BRI Liga 1 untuk menggantikan para penggawa Garuda Muda yang positif Covid-19.

Bacaan Lainnya

Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan akhirnya angkat bicara terkait hal itu. Dia beralasan kesehatan pemain adalah hal nomor satu di tengah pandemi Covid-19 ini.

“Kenapa kami nggak mengirim pemain yang lain? Karena sudah tidak ada lagi pemain. Kami khawatir nanti ada masalah kesehatan malah dianggap lebih mementingkan olahraga daripada kesehatan,” kata Iriawan kepada awak media di Jakarta, Jumat (11/2/2022), dilansir laman Suaracom (media partner Jambiserucom).

“Doakan mereka agar pulih kembali. Saya selaku ketua umum tentu menyesal tidak bisa mengirim tim. Tapi mau bagaimana? Kesehatan lebih penting,” tegasnya.

Dalam laporannya, PSSI menyebut ada tujuh pemain Timnas Indonesia U-23 yang terpapar Covid-19. Mereka adalah Ronaldo Kwuateh, Muhammad Ferarri, Braif Fatari, Taufik Hidayat, Irfan Jauhari, Ahmad Figo Ramadhani, dan Cahya Supriyadi.

Sementara empat pemain lainnya menunggu masa inkubasi karena sekamar dengan pemain yang terpapar COVID-19. Mereka adalah Alfeandra Dewangga, Genta Alparedo, Muhammad Kanu Helmiawan, dan Marselino Ferdinan.

Disamping itu, sejumlah pemain mengalami cedera saat memperkuat klubnya masing-masing di BRI Liga 1 diantaranya Gunansar Mandowen, Ramai Rumakiek, dan Muhammad Iqbal. (red)

Pos terkait