JAMBISERU – Pendiri Yandex adalah Arkady Volozh dan Ilya Segalovich. Mereka mendirikan perusahaan pada tahun 1997, sebagai sebuah proyek untuk mengembangkan sebuah mesin pencari yang tidak hanya bisa mencari kata kunci, tetapi juga mampu memahami konten suatu halaman web.
Saat ini, Yandex merupakan mesin pencari terbesar di Rusia dan memiliki berbagai layanan seperti email, peta, dan layanan iklan online. Sementara Segalovich meninggal pada tahun 2013, Volozh masih menjabat sebagai CEO dari perusahaan tersebut.
Menurut Forbes, kekayaan bersih Arkady Volozh pada tahun 2021 adalah sekitar US $22,1 miliar, menjadikannya orang terkaya ke-60 di dunia dan orang terkaya ke-2 di Rusia.
Kekayaan ini terutama berasal dari kepemilikannya terhadap saham Yandex, perusahaannya, yang menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di Rusia. Selain itu, ia juga memiliki investasi dalam sejumlah perusahaan teknologi internasional seperti Uber, Twitter, dan Sberbank.
Saham Yandex diperdagangkan di bursa saham NASDAQ di Amerika Serikat dengan ticker “YNDX”. Di bursa saham Moskow, saham Yandex diperdagangkan dengan kode “YNDX”. Yandex merupakan salah satu perusahaan teknologi terbesar di Rusia yang bergerak di bidang layanan pencarian internet, e-commerce, transportasi online, dan layanan keuangan.
Saham Yandex telah mengalami peningkatan nilai dari waktu ke waktu, terutama pada tahun 2020 dan awal tahun 2021. Namun, seperti kebanyakan saham lainnya, pergerakan harga saham Yandex dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi dan politik yang terjadi di dalam dan di luar negeri.
Kantor pusat Yandex terletak di Moskow, Rusia. Selain itu, perusahaan ini memiliki kantor di beberapa negara lainnya seperti Ukraina, Belarus, Kazakhstan, Turki, Swiss, Inggris, AS, Singapura, dan Cina.













