Warga Sungai Penuh Bosan dengan Politik Dinasti

kota sungai penuh
Salah satu sudut Kota Sungai Penuh. Foto : Jambiseru.com

Sungai Penuh – Pemilihan Wali Kota (Pilwako) Sungai Penuh semakin dekat. Dua pasang kandidat (Ahmadi Zubir-Alvia Santoni pasangan nomor urut 1 dan Fikar Azami-Yos Adrino nomor urut 2). terus mendapat perhatian masyarakat kota di ujung barat Provinsi Jambi ini.

Pantauan Jambiseru.com di lapangan, Jumat (30/10/2020) malam, beberapa warga Sungai Penuh yang ditemui di pasar, mengaku sudah bosan dengan politik dinasti.

“Itu-itu bae orang nyo, bosan kami,” ungkap Zul (44), warga Sungai Penuh yang ditemui di salah satu warung kopi di Pasar Sungai Penuh.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, politik dinasti atau politik keluarga, akan memperburuk kondisi Sungai Penuh. Apalagi, daerah destinasi wisata di Jambi ini, sejak kepemimpinan Wali Kota yang lama tak mengalami perubahan berarti.

“Apa coba pembangunan di zaman walikota yang sekarang? Apa perubahan di Sungai Penuh? Dak ado nian nampak,” tambahnya.

Endi, warga yang lain menilai hal yang sama. Kata dia, kalau ayahnya seperti itu, tentu anaknya juga tak akan jauh beda.

“Lah macam kerajaan bae, dari Bapak turun ke anak,” rutuknya.

Untuk diketahui, kandidat Cawako Jambi yang kini sedang “bertarung” ialah Ahmadi Zubir-Alvia Santoni dan Fikar Azami-Yos Adrino. Faktanya, Fikar adalah anak dari Walikota Sungai Penuh saat ini, Asyafrijaya Bakri (AJB).

Terpisah, Depati (Dpt) Hamdan Manan, menyampaikan bahwa Ahmadi-Alvian adalah simbol perubahan di Sungai Penuh. Warga sudah jenuh dengan kepimpinan yang itu-itu saja. Ditambah, Ahmadi sudah didukung para depati untuk menjadi arah perubahan baru Sungai Penuh.

“Hanya Ahmadi dan Alvian yang mendeklarasikan pasangannya di tanah sumpah depan Masjid Raya Sungai Penuh. Ini simbol bahwa kaum adat sudah mendukung Ahmadi-Alvian,” ungkap Hamdan.

Untuk diketahui, Sungai Penuh juga dikenal sebagai tanah Depati nan Tujuh. Artinya, ada 7 depati yang punya peranan penting untuk “menetak memutus” banyak hal demi kepentingan masyarakat setempat. Karena itu, suara para depati sangat menentukan bagi calon kepala daerah yang bakal maju dan memenangkan pertarungan.(*)

Pos terkait