Wakili Bupati Asisten I Setda batanghari Buka Acara Talk Show BKKBN

Asisten I Setda batanghari M.Rifa'i
Asisten I Setda batanghari M.Rifa'i

 

Jambi Seru– Asisten I Sekretariat Daerah Kabupaten Batanghari M. Rifa’I membuka acara Talk Show Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan launching Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT)di Gedung Pemuda Muara Bulian, Selasa (29/11/2022).

Sambutan Bupati Batanghari yang disampaikan Rifa’I, untuk melakukan penurunan stunting perlu sinergitas, kolaborasi serta kombinasi kebijakan antara pemerintah pusat melalui program kegiatan di kementerian dan lembaga dengan pemerintah daerah, melalui perangkat daerah dan lintas sektor bersama-sama dengan elemen masyarakat.

BKKBN sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 telah ditunjuk oleh Presiden RI menjadi ketua pelaksana percepatan penurunan stunting di Indonesia, telah mendesain salah satu bentuk kegiatan dalam upaya penurunan stunting dengan melakukan kombinasi intervensi spesifik dan sensitif berupa, pemberian makanan berasal dari bahan pangan lokal dengan mekanisme pemberdayaan masyarakat dalam bentuk kegiatan dapur sehat atasi stunting dengan lokasi prioritas kegiatan di kampung keluarga berkualitas (KB).

Dijadikannya kampung KB sebagai basis pengembangan dahsat, mendasarkan pada realita bahwa di kampung KB sistem pengelolaan kegiatan terutama yang terkait dengan program bangga kencana umumnya telah berjalan dengan baik. Adanya kelompok kerja (Pokja) dan kelompok kegiatan (Pokgi) serta keberadaan kader BKB, BKR, BKL, UPPKS dan PIK Remaja menjadi jaminan bahwa dahsat yang akan dijalankan berjalan dengan baik. Apalagi keterlibatan lintas sektor di kampung KB cukup baik ditambah dengan dukungan toko formal dan non formal pemuda dan PKK yang dapat diandalkan.

“Dahsat diperlukan keberadaannya karena saat ini di Indonesia setidaknya adalah 8 juta berita yang tidak dapat tumbuh secara optimal, yang artinya satu dari tiga anak di Indonesia mengalami stunting. Stanting sendiri disebabkan oleh faktor multidimensi diantaranya praktik pengasuhan yang tidak baik, terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Antr Natal Care, Post Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas, kurangnya akses ke makanan bergizi, kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi,” kata Rifa’i.

Pos terkait