Komnas HAM Kembali Panggil Pimpinan KPK

KPK
Ilustrasi Gedung KPK. Foto : Istimewa

Jambiseru.com – Komnas HAM kembali panggil pimpinan dan Sekjen KPK, untuk pemeriksaan terkait pelaksanaan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Surat panggilan kedua ini sudah dilayangkan. Pihak Komnas HAM berharap, pimpinan KPK bersedia datang, guna menuntaskan penyelidikan laporan dugaan pelanggaran HAM dalam TWK pegawai KPK.

Panggilan kedua pada pimpinan KPK ini dilayangkan, lantaran pada panggilan pertama Firli Bahuri dkk tidak bersedia hadir. Surat panggilan pertama justru dibalas dengan surat lagi. Pimpinan KPK mempertanyakan adanya pelanggaran HAM dalam TWK.

“Hari ini melayangkan surat panggilan kedua kepada pimpinan KPK dan kepada Sekjen KPK untuk mendapatkan keterangan,” kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (9/6/2021).

Bacaan Lainnya

Anam merupakan Ketua Tim Komnas HAM yang menangani penyelidikan dugaan pelanggaran HAM dalam penyelenggaraan TWK. Laporan itu diadukan oleh 75 pegawai KPK yang dinyatakan tidak lulus TWK dan kini terancam dipecat.

Para pegawai KPK itu menilai ada pelanggaran HAM di dalam pelaksanaan TWK. Termasuk dalam materi pertanyaan yang diajukan asesor kepada para pegawai KPK.

Anam berharap Pimpinan KPK dapat kooperatif memenuhi panggilan. Sebab, hal itu menjadi ruang bagi pimpinan KPK untuk memberi penjelasan terkait TWK.

“Forum pemanggilan ini harus dimaknai sebagai satu forum kesempatan dan hak. Jadi ini tradisi yang baik. Kita tidak boleh syak wasangka siapa pun, apakah dia pelanggar HAM, koruptor, enggak boleh. Harus ada prosedur-prosedurnya. Nah Komnas HAM sedang melaksanakan prosedur itu,” kata Anam.

“Pemanggilan ini harus dimaknai sebagai suatu kesempatan untuk mengklarifikasi untuk mendalami untuk memberikan informasi yang seimbang,” sambung dia.

Jadwal pemeriksaan untuk pimpinan KPK ialah pada hari Selasa (15/6/2021). Anam berharap pimpinan KPK bisa menghadirinya.

“Jadwalnya Selasa minggu depan. kita umumkan waktunya agar agendanya diatur sedemikian rupa. Semakin cepat sebenarnya semakin bagus karena publik luas menunggu apa yang sebenarnya terjadi,” kata dia. (tra)

Sumber : Kumparan.com

Pos terkait