Rupiah Diprediksi Melemah

img 20251003 140554
img 20251003 140554

Jambiseru.com – Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah karena aksi profit taking dari pelaku pasar.

“Rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan melemah di kisaran Rp16.590-Rp16.640 karena aksi profit taking dari pelaku pasar juga, dipengaruhi oleh faktor global tren penguatan index dollar sehubungan dengan shutdown pemerintah federal AS (Amerika Serikat (AS) yang masih berjalan,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

Mengutip Sputnik, pemerintah federal AS kembali menjalani penutupan sebagian setelah Partai Republik dan Demokrat gagal mencapai kesepakatan mengenai pendanaan sementara sebelum batas waktu Rabu (1/10) tengah malam.

Bacaan Lainnya

Tahun fiskal 2024 telah berakhir pada 30 September, namun Kongres belum menyepakati anggaran untuk tahun mendatang.

Anadolu juga melaporkan bahwa penutupan pemerintah AS dibarengi dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) pegawai federal. Langkah itu diambil karena Partai Demokrat dianggap memaksa pemerintahan untuk bertindak.

Wakil Presiden JD Vance menyampaikan dalam jumpa pers di Gedung Putih bahwa PHK akan segera dilakukan bila penutupan berlangsung lebih lama. Ia menegaskan langkah tersebut tidak diinginkan, tetapi diperlukan agar layanan penting bagi masyarakat tetap berjalan.

Vance juga membantah tuduhan bahwa pemerintahan Trump menargetkan pegawai federal untuk alasan politik. Menurutnya, pemerintah berfokus menjaga agar sebanyak mungkin layanan esensial dapat tetap berfungsi.

“Sementara dari domestik, sentimennya masih positive seiring dengan mulai kembali masuknya asing ke pasar keuangan Indonesia setelah mereda kekhawatiran terkait burden sharing pembiayaan BI (Bank Indonesia) dan pemerintah, “ungkap dia.

Menurut Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede, pasar juga mengantisipasi kemungkinan penurunan suku bunga The Fed lebih agresif, mengingat potensi dampak negatif dari penutupan pemerintah AS, termasuk permintaan konsumen yang melemah.

Government shutdown telah menunda pula rilis klaim pengangguran mingguan, sementara laporan non-farm payrolls dan tingkat pengangguran berpotensi ditunda.

Sementara itu, pasar mengalihkan fokus mereka ke indikator ketenagakerjaan swasta, laporan Challenger Job Cuts.

Challenger, Gray & Christmas melaporkan bahwa PHK perusahaan pada September 2025 terkontraksi sebesar 25,8 persen year on year (yoy), meskipun total tahun berjalan tetap yang tertinggi sejak 2020. Rencana perekrutan turut menurun tajam, yakni 71 persen yoy.

Data tersebut dianggap menunjukkan pasar tenaga kerja AS yang stagnan, dengan perusahaan-perusahaan tetap berhati-hati tentang ekspansi tenaga kerja.

“Untuk hari ini, rupiah diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran Rp16.550–16.675 per dolar AS,” ucap Josua.

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Jumat di Jakarta melemah sebesar 27 poin atau 0,16 persen menjadi Rp16.625 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.608 per dolar AS.(uda)

Sumber: Antaranews.com

Pos terkait