Arsenal Mulai Krisis di Lini Depan

manchester united
Arsenal saat bertemu MU pada Piala FA 2024/2025. (Ian Kington / IKIMAGES / AFP)

Jambiseru.com – Arsenal tengah menghadapi krisis lini depan yang signifikan. Hasil imbang tanpa gol kontra Nottingham Forest di The City Ground pada laga pekan ke-27 Premier League, Kamis (27/02/2025) dini hari WIB, menjadi bukti nyata dampaknya.

Cedera Gabriel Jesus, Bukayo Saka, Gabriel Martinelli, dan terutama Kai Havertz, pencetak gol terbanyak Arsenal, telah melemahkan daya gedor tim secara drastis. Manajer Tim Meriam London, Mikel Arteta, terpaksa memainkan Mikel Merino yang merupakan seorang gelandang sebagai penyerang dalam duel kontra Nottingham.

Merino didampingi Ethan Nwaneri dan Leandro Trossard di lini depan dalam formasi 4-3-3. Hasilnya pun tak begitu efektif. Merino melepaskan dua tembakan yang satu di antaranya tepat sasaran, Nwaneri melakukan tiga sepakan yang diblok, dan dua tendangan Trossard juga diblok bek lawan Nottingham.

Kehilangan Havertz, dengan catatan 15 gol dan lima assist sangat terasa bagi Arsenal. Meskipun Arteta mencoba berbagai strategi dan formasi, The Gunners kesulitan menembus pertahanan lawan.

Pertandingan melawan Nottingham Forest juga menunjukkan kesulitan serupa. Situasi ini menimbulkan ancaman serius bagi peluang Arsenal di Premier League dan Liga Champions.

Krisis ini memaksa Arteta untuk berpikir kreatif dalam strategi dan formasi. Namun, solusi sementara seperti menggeser posisi pemain sayap atau gelandang menjadi penyerang tengah belum membuahkan hasil maksimal.

Situasi tersebut terlihat dalam empat laga terakhir yang dijalani Arsenal. Dari empat pertandingan tersebut, Tim Gudang Peluru hanya bisa mendulang dua gol.

Sepasang gol tersebut tercipta ketika Arsenal menang 2-0 atas Leicester City pada laga pekan ke-25 Premier League di King Power Stadium, 15 Februari lalu. Namun, gol itu pun disarangkan bukan pemain depan, tetapi gelandang, yakni Mikel Merino.

Arsenal membutuhkan solusi jangka panjang, baik dengan mendatangkan striker baru atau dengan mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk memanfaatkan pemain yang ada. Dampak krisis ini meluas ke seluruh tim.

Ketidakmampuan mencetak gol menciptakan tekanan mental pada pemain dan mempengaruhi performa keseluruhan. Kehilangan poin berharga dalam beberapa pertandingan terakhir telah membuat Arsenal tertinggal dari pesaing di papan atas klasemen.

The Gunners berada di peringkat kedua dengan nilai 54 hasil dari 27 pertandingan. Mereka kini tertinggal hingga 13 poin dari Liverpool yang masih nyaman berada di puncak klasemen, tetapi sudah melakoni 28 laga. (esa)

Pos terkait