Punya Suami Terlalu Baik, Perempuan Ini Pilih Gugat Cerai

Ilustrasi perceraian. (Ist)
Ilustrasi perceraian. (Ist)

JAMBISERU.COM – Punya Suami Terlalu Cinta, Perempuan Ini Pilih Gugat Cerai.

Ada banyak alasan mengapa sepasang suami-istri bisa memutuskan untuk bercerai. Mulai dari ketidakcocokan dalam rumahtangga, sampai adanya prinsip yang dilanggar.

BACA JUGA : Kibarkan Bendera Bintang Kejora, Massa Aksi: Papua Bukan Merah Putih

Bacaan Lainnya

Tapi di Uni Emirat Arab, seorang istri mengaku meminta cerai karena suaminya sangat sabar. Saking sabarnya, si suami selalu mengalah saat berdebat.

Diberitakan oleh Oddity Central, pasangan suami-istri tersebut diketahui baru menjalani masa rumahtangga selama setahun.

Selama setahun tersebut, si suami dianggap selalu mengalah bahkan tak segan membantu istrinya beberes rumah. Kebaikan si suami dianggap istrinya sebagai tindakan yang ‘parah’.

Perempuan tersebut kemudian datang ke pengadilan Syariah di Fujairah dan menggugat cerai suaminya. “Dia tidak pernah meneriaki saya atau berkata tidak pada saya. Saya tercekik oleh cinta dan kasih sayang yang ekstrem. Dia bahkan membantu saya membersihkan rumah,” kata perempuan tersebut kepada media.

Ia melanjutkan, sebagai perempuan, dirinya sangat mendambakan ‘perselisihan’ dalam rumah tangga.

“Tetapi ini tampaknya mustahil karena suami saya yang romantis selalu memaafkan saya dan menghujani saya dengan hadiah. Saya butuh diskusi nyata, bahkan argumen, bukan kehidupan lurus yang bebas dari kerepotan,” tambahnya.

Di pengadilan, sang suami memberi tahu para hakim bahwa dirinya merasa tidak melakukan kesalahan apapun.

Ia bahkam mengatakan bahwa satu-satunya yang ia lakukan adalah “menjadi suami yang sempurna dan baik hati”.

Sang suami juga mengakui bahwa ia telah berusaha dengan keras untuk menyenangkan istrinya. Lelaki tersebut bahkan meminta pihak pengadilan untuk menasihati pihak istri agar mempertimbangkan keputusannya kembali.

“Tidak adil untuk menilai pernikahan sejak tahun pertama, dan semua orang belajar dari kesalahan mereka,” kata lelaki tersebut kepada Khaleej Times.

BACA JUGA : Aksi Anti Rasis, Mahasiswa Papua: Beri Kami Hak Menentukan Nasib Sendiri

Beruntung baginya, pengadilan di UEA menunda kasus perceraian unik tersebut untuk memberi kedua belah pihak kesempatan untuk berdamai. (ndy)

Pos terkait