Jambiseru.com – .Feast adalah salah satu band yang menonjol di skena musik independen Indonesia. Band ini dikenal dengan musiknya yang eksploratif, lirik yang tajam, serta tema-tema sosial dan politik yang relevan. Dibentuk pada awal dekade 2010-an, .Feast berhasil menciptakan karya yang memengaruhi banyak pendengar muda di Indonesia.
Awal Terbentuknya .Feast
Feast dibentuk pada tahun 2012 oleh Baskara Putra (vokalis), bersama Adnan S.P. (gitaris), Dicky Renanda (gitaris), Fadli Fikriawan (bassist), dan Adrianus Aristo Haryo (drummer). Kelima anggota ini adalah teman kuliah di Universitas Indonesia yang awalnya bermain musik hanya sebagai hobi. Nama .Feast sendiri dipilih untuk menggambarkan konsep perayaan kolektif yang mengundang banyak perspektif.
Di awal perjalanan, mereka mulai dikenal melalui penampilan di acara kampus dan skena musik independen Jakarta. Meski awalnya lebih fokus pada genre alternative rock, .Feast kemudian mengembangkan gaya mereka dengan memasukkan berbagai elemen musik seperti elektronik, hip-hop, hingga metal.
Album Debut dan Perkembangan Musik
Pada tahun 2014, .Feast merilis mini album pertamanya bertajuk “Multiverse: Altered”, yang menjadi awal perjalanan mereka dalam mengeksplorasi musik dan lirik yang berani. Namun, terobosan besar mereka datang pada tahun 2017 dengan album penuh pertama, “Multiverses”.
“Multiverses” menghadirkan tema-tema sosial, seperti budaya pop, politik, hingga isu lingkungan. Lagu seperti “Peradaban” menjadi salah satu karya ikonik .Feast, yang tidak hanya mencerminkan kritik sosial tetapi juga menggugah kesadaran pendengar akan isu-isu penting.
Eksplorasi Lirik dan Identitas Band
Feast dikenal dengan lirik-lirik yang kompleks dan sarat makna. Baskara Putra, yang juga dikenal dengan nama panggung Hindia dalam karier solonya, menjadi penggerak utama dalam penciptaan lirik. Lagu-lagu mereka sering kali memuat kritik terhadap isu-isu kontemporer seperti ketimpangan sosial, kapitalisme, dan krisis identitas generasi muda.
Melalui karya mereka, .Feast tidak hanya menjadi band musik tetapi juga medium untuk menyampaikan pesan-pesan penting. Pendekatan ini menjadikan mereka unik di skena musik Indonesia, di mana tidak banyak band yang secara konsisten membahas tema-tema serius dalam musiknya.
Album dan Karya Lainnya
Setelah “Multiverses”, .Feast merilis beberapa karya yang semakin menegaskan identitas mereka:
“Beberapa Orang Memaafkan” (2018): Mini album ini mengeksplorasi tema politik dan agama, dengan lirik yang lugas namun tetap artistik.
“Membangun dan Menghancurkan” (2019): Sebuah proyek ambisius yang memperlihatkan sisi eksperimental .Feast dengan memasukkan unsur-unsur elektronik dan hip-hop.
“Uang Muka” (2021): Merupakan kelanjutan eksplorasi mereka dalam tema sosial dan politik.
Di luar album-album ini, .Feast juga sering merilis single dengan konsep kuat, seperti “Kami Belum Tentu” dan “Tarian Penghancur Raya”, yang menjadi anthem bagi generasi muda.
Pengaruh dan Legacy
Feast telah menciptakan ruang baru dalam musik Indonesia, di mana seni dapat menjadi sarana untuk diskusi dan perubahan sosial. Dengan pengaruh dari berbagai genre dan keberanian dalam menyuarakan opini, .Feast menjadi inspirasi bagi banyak musisi muda yang ingin berkarya tanpa takut membahas isu-isu kontroversial.
Meski berangkat dari skena independen, .Feast telah mencapai popularitas yang luas, termasuk tampil di berbagai festival besar di Indonesia. Band ini juga terus memperluas pengaruhnya melalui proyek kolaborasi dan eksplorasi artistik yang tak henti-hentinya.
.Feast bukan sekadar band; mereka adalah fenomena budaya yang merepresentasikan suara generasi muda Indonesia. Dengan musik yang inovatif, lirik yang menggugah, dan semangat untuk berbicara tentang kebenaran, .Feast terus menjadi salah satu kekuatan utama di dunia musik Indonesia.
Bagi para pendengar yang mencari musik dengan kedalaman dan makna, .Feast adalah nama yang wajib diperhatikan. (doo)