Sejarah Tol Elektronik di Indonesia: Dari Kartu Hingga Multi-Lane Free Flow

Sistem pembayaran tol elektronik atau e-Toll di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan, menandai transformasi dalam efisiensi dan kenyamanan berkendara di jalan tol.
Sistem pembayaran tol elektronik atau e-Toll di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan, menandai transformasi dalam efisiensi dan kenyamanan berkendara di jalan tol.Foto: Antaranews

Jambiseru.com – Sistem pembayaran tol elektronik atau e-Toll di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan, menandai transformasi dalam efisiensi dan kenyamanan berkendara di jalan tol. Perjalanan e-Toll di Indonesia dimulai dari kartu fisik hingga teknologi yang lebih canggih seperti Multi-Lane Free Flow (MLFF), menciptakan pengalaman bertransaksi yang semakin seamless. Berikut kilas balik sejarah e-Toll di Indonesia:

Era Awal: Kartu Tol Elektronik (2009):

Cikal bakal e-Toll di Indonesia dimulai pada tahun 2009 dengan diperkenalkannya kartu elektronik prabayar. Bank Mandiri menjadi pionir dengan meluncurkan e-Toll Card, disusul oleh bank-bank lain yang ikut mengeluarkan kartu serupa. Penggunaan kartu e-Toll ini masih terbatas dan belum sepenuhnya menggantikan sistem pembayaran tunai.

Gerbang Tol Otomatis (GTO) dan Adopsi yang Meningkat (2010-an):

Seiring berjalannya waktu, pemerintah mulai mendorong penggunaan e-Toll dengan membangun Gerbang Tol Otomatis (GTO). Hal ini mempercepat proses transaksi dan mengurangi antrian di gerbang tol. Kampanye dan sosialisasi yang masif juga meningkatkan adopsi e-Toll di kalangan pengguna jalan tol.

Munculnya e-Money dan Integrasi Antar Bank (Pertengahan 2010-an):

Perkembangan selanjutnya ditandai dengan munculnya e-Money, yaitu uang elektronik yang bisa digunakan tidak hanya untuk pembayaran tol, tetapi juga untuk transaksi lain seperti transportasi umum dan belanja di merchant tertentu. Integrasi antar bank juga memudahkan pengguna jalan tol karena satu kartu bisa digunakan di seluruh gerbang tol elektronik.

One Way dan Contraflow: Tantangan dan Solusi (Akhir 2010-an):

Penerapan sistem one way dan contraflow pada musim liburan atau periode arus mudik menciptakan tantangan baru bagi sistem e-Toll. Antrian panjang di gerbang tol masih terjadi, menunjukkan perlunya solusi yang lebih efisien.

Menuju Multi-Lane Free Flow (MLFF) (2020-sekarang):

Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemerintah mulai mengembangkan sistem Multi-Lane Free Flow (MLFF) atau sistem pembayaran tol tanpa henti. Sistem ini menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) dan akan diintegrasikan dengan aplikasi di smartphone. MLFF diharapkan dapat menghilangkan gerbang tol fisik, sehingga kendaraan dapat melewati tol tanpa harus berhenti dan mengantri, meningkatkan efisiensi dan kenyamanan berkendara secara signifikan.

Perjalanan e-Toll di Indonesia menunjukkan komitmen untuk terus berinovasi dan meningkatkan efisiensi sistem pembayaran tol. Dari kartu fisik hingga MLFF, transformasi ini membawa Indonesia selangkah lebih maju dalam modernisasi infrastruktur jalan tol. MLFF diharapkan akan menjadi solusi terkini untuk menciptakan pengalaman berkendara yang lebih lancar, cepat, dan nyaman bagi seluruh pengguna jalan tol di Indonesia. (Doo)

Pos terkait