Bisa Tembus Kaca Mobil, Kamera E-Tilang Tuai Pro Kontra

Petugas Traffic Management Center (TMC) memantau pelanggar lalu lintas melalui layar CCTV di ruas jalan Thamrin-Sudirman di ruang kontrol Polda Metro Jaya. [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Petugas Traffic Management Center (TMC) memantau pelanggar lalu lintas melalui layar CCTV di ruas jalan Thamrin-Sudirman di ruang kontrol Polda Metro Jaya. [Suara.com/Muhaimin A Untung]

JAMBISERU.COM – Kamera CCTV alias kamera e-TLE digunakan dalam penerapan tilang elektronik atau E-Tilang. Pihak kepolisian pun sudah melakukan sosialisasi terkait tilang elektronik. Pun demikian masih saja menuai pro kontra. Salah satu yang menjadi pro kontra adalah kamera E-Tilang yang bisa menembus kaca mobil.

BACA JUGAKampas Rem Mobil Matik Cepat Habis, Ini Penyebabnya

Penerapan E-Tilang dlakukan agar para pemotor dan pemobil lebih disiplin. Selain itu, E-Tilang juga disebut berguna untuk menekan angka suap ke polisi, yang biasa dilakukan pengendara untuk menghindari persidangan.

Bacaan Lainnya

Kamera E-Tilang memang bisa dibilang canggih, karena tak seperti kamera biasa, kamere e-TLE bisa mendeteksi apa yang dilakukan pengemudi di dalam mobil.

Selain itu, kamera ini juga bisa mendeteksi pelat nomor kendaraan secara otomatis, guna mendapat informasi terkait pemilik kendaraan agar tahu pelanggaran apa yang telah dibuat dan besaran dendanya.

Petugas Traffic Management Center (TMC) memantau pelanggar lalu lintas melalui layar CCTV di ruas jalan Thamrin-Sudirman di ruang kontrol Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (1/10).  [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Petugas Traffic Management Center (TMC) memantau pelanggar lalu lintas melalui layar CCTV di ruas jalan Thamrin-Sudirman di ruang kontrol Polda Metro Jaya. [Suara.com/Muhaimin A Untung]

Sementara itu di jejaring media sosial Facebook, warganet cukup antusias menyambut penerapan E-Tilang karena dianggap lebih mudah dan sebagai bentuk kemajuan teknologi.

Pun begitu, kamera E-Tilang yang bisa menembus kaca mobil pun menuai pro kontra dan jadi perdebatan. Ada yang menyebutkan kalau hal itu mengganggu privasi pemobil dan penumpang.

“Nggak usah protes, ini menuju ke kemajuan teknologi. Negara-negara maju juga begini. Yang protes pasti banyak masalah,” kata Dakha.

“Risiko kalau pas macet nih. Kalau bosen mainan hape ya nggak boleh, mau nyalain audio nanti dikira melakukan aktifitas selain mengemudi. Serba salah,” tulis Billy Jon.

BACA JUGAPeluk Jokowi, Prabowo: Maaf Kalau Sesekali Saya Kritik

“Kalau garuk-garuk samping kepala gimana? Kan posenya mirip orang nelepon.” Ujar Galuh.  (ndy)

Pos terkait