Opini Musri Nauli : Padek

Opini Musri Nauli
Musri Nauli. Foto : Istimewa

Jambi Seru – Secara sekilas, Masyarakat Melayu Jambi sering menyebutkan padek. Padek dapat diartikan sebagai orang pintar.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pintar adalah cakap, cerdik, banyak akal dan mahir.

Namun berbeda dengan pintar dan padek, kata padek lebih ditujukan orang tidak hanya pintar. Tapi lebih dari itu. Dia lebih tepat menggambarkan orang yang cerdik, banyak akal dan banyak mempunyai keterampilan.

Bacaan Lainnya

Didalam menilai apakah orang itu hanya pintar atau orang itu cerdik dapat dilihat dari cara dia menguasai masalahnya, cara menguasainya dan mampu menyelesaikannya tanpa sama sekali terpikirkan oleh lawannya.

Didalam relasi sehari-hari, istilah padek lebih tepat ditujukan orang yang jago berdebat, mampu menyampaikan argumentasinya dengan runut dan sistematis dan sederhana.

Biasa juga dikenal dengan istilah “Silat lidah”.

Sehingga orang padek lebih tepat dikatakan sebagai cerdik, jago siasat, mahir menguasai kosakata dan mampu memukau lawan bicara.

Menempatkan kata padek adalah cara masyarakat Melayu Jambi sedikit lebih unggul daripada cuma sekedar pintar adalah pengungkapan masyarakat Melayu Jambi didalam sehari-hari.

Begitu pentingnya Padek ditengah masyarakat sehingga selalu diingatkan didalam seloko sehari-hari seperti “Cerdik dak muang kanti. Gemuk dak muang lemak. Tukang dak muang kayu. Gedang dak melando. Panjang akal dak melilit”

Ada juga yang menyebutkan Cerdik idak membuang Kawan. Gemuk idak membuang glemak, Tukang idak membuang kayu”.

Pengungkapan itu adalah menggambarkan agar orang yang padek harus Tetap Setia Kawan, tidak meninggalkan Kawan seiring jalan, dan tidak mentang-mentang dia pintar sehingga mengabaikan persahabatan yang sudah dibangun. (*)

Advokat. Tinggal di Jambi

Pos terkait