Kue Khas Jambi “Loyang Dogan Semabu Tebo”

Kue Khas Jambi Loyang Dogan
Kue Loyang Dogan Semabu Tebo.Foto: Jambiseru.com

Kue Khas Jambi “Loyang Dogan Semabu Tebo”

Penulis : Wahyu Kurniawan *

Salah satu kebudayaan yang dimiliki Indonesia adalah kuliner tradisional. Masing-masing daerah memiliki ciri khas kuliner yang berbeda pula. Seperti Jawa Tengah yang identik dengan rasa manis atau Manado yang masakannya identik dengan rasa pedas atau sebagainya.

Kuliner tradisional Indonesia adalah semua jenis masakan yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Resep dan cara pembuatan kuliner tradisional biasanya bersifat turun temurun.

Baca Juga : Puisi Uut Andriani: Pada Senja

Rasa kuliner tradisional yang khas dari satu daerah akan berbeda dengan daerah lainnya. Itulah kenapa kuliner tradisional Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki banyak keunikan dan kaya akan aneka rasa.

Tebo merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jambi. Di Dusun Semabu Kecamatan Tebo Tengah, ada makanan jenis khas berupa loyang dogan Semabu yang hampir saja punah. Kuliner asli Semabu ini dahulunya hanya dimasak pada acara tertentu. Seperti acara adat istiadat, Isra Miraj, acara pengantin atau khitanan.

Kue loyang dogan merupakan kue yang hampir mirip dengan bolu. Hanya saja bahan dasarnya adalah dogan atau kelapa muda. Kue loyang dogan biasanya dibuat dengan bergotong royong bersama ibu-ibu di Desa Semabu.

Menurut Mak Azizah, warga Semabu yang penulis wawancarai, Kue Loyang Dogan merupakan kue yang berbahan dasar dogan atau kelapa muda. Kelapa muda ini dicampur dengan bahan lainnya kemudian dimasak menggunakan tungku berbahan bakar kayu. Cita rasa kue ini cenderung manis dan gurih yang membuat orang mencicipinya menjadi ketagihan.

“Proses pembuatan kue ini memakan waktu yang lama sehingga kue ini biasanya dibuat pada acara tertentu saja. Proses pembuatan kue ini juga dapat menciptakan kerukunan antar warga, karena dibuatnya secara bersama-sama. Sehingga terjalin silaturahmi antar warga Semabu,” jelas Mak Azizah.

Di balik proses yang lama dari pembuatan Kue Loyang Dogan, diharap selalu tercipta kerukunan antar warga.
Karena itu, sebagai kaum muda Indonesia, kita seharusnya menjadi jembatan untuk melestarikan kebudayaan daerah dan sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat umum agar mereka mengetahui kenikmatan dan kuliner khas dari daerah kita. (*)

* Wahyu Kurniawan ialah mahasiswa PBSI Universitas Jambi (Unja)

Pos terkait