Cakap Ketua Edi : Meninjau Jalan Sungai Batu Gantih Kerinci, Ketika Aspal Menjadi Jalan Harapan Ekonomi Rakyat

Cakap Ketua Edi : Meninjau Jalan Sungai Batu Gantih Kerinci, Ketika Aspal Menjadi Jalan Harapan Ekonomi Rakyat
Cakap Ketua Edi : Meninjau Jalan Sungai Batu Gantih Kerinci, Ketika Aspal Menjadi Jalan Harapan Ekonomi Rakyat.Foto: Jambiseru.com

Oleh : Edi Purwanto *

Meninjau progres pengaspalan jalan di Sungai Batu Gantih, Kerinci, bagi saya bukan sekadar agenda kerja atau kunjungan seremonial. Ini adalah cara paling jujur untuk memastikan bahwa pembangunan benar-benar berjalan di jalur yang tepat. Saya bersama Bupati Kerinci turun langsung ke lapangan, melihat dari dekat bagaimana pekerjaan dilakukan, mendengar cerita warga, dan memastikan jalan ini dikerjakan sesuai kebutuhan masyarakat.

Saya selalu meyakini satu hal: pembangunan yang baik tidak bisa hanya dinilai dari laporan tertulis. Angka-angka bisa rapi, progres bisa terlihat hijau di kertas, tetapi realitas lapangan sering kali berbicara hal yang berbeda. Karena itu, hadir langsung di lokasi menjadi penting, agar keputusan yang diambil benar-benar berangkat dari kondisi nyata yang dialami masyarakat.

Jalan Sungai Batu Gantih ini adalah contoh sederhana tapi bermakna. Selama bertahun-tahun, ruas ini menjadi jalur utama aktivitas warga—mulai dari mengangkut hasil kebun, mengantar anak ke sekolah, hingga akses menuju fasilitas kesehatan. Ketika jalannya rusak, maka seluruh sendi kehidupan ikut melambat.

Saya berdiri di pinggir jalan itu, memperhatikan alat berat bekerja, dan sesekali berbincang dengan warga sekitar. Dari obrolan ringan itulah saya kembali diingatkan bahwa bagi masyarakat desa, jalan bukan sekadar infrastruktur. Jalan adalah urusan dapur, pendidikan anak, dan masa depan keluarga.

Kadang kita lupa, betapa mahalnya biaya yang harus ditanggung warga ketika akses jalan tidak memadai. Ongkos angkut hasil pertanian naik, waktu tempuh bertambah, kendaraan cepat rusak, dan pada akhirnya keuntungan yang diterima petani makin tipis. Jalan rusak pelan-pelan menggerus semangat orang untuk berusaha.
Di sinilah peran negara seharusnya hadir dengan nyata.

Pengaspalan jalan ini bukan proyek besar dengan angka fantastis. Tapi dampaknya bisa jauh lebih besar dari sekadar nilai anggaran. Ketika jalan membaik, distribusi barang menjadi lancar, aktivitas ekonomi tumbuh, dan kepercayaan masyarakat terhadap kehadiran pemerintah ikut menguat.

Saya selalu mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur harus dimulai dari yang paling dasar. Jangan langsung bicara gedung megah atau proyek mercusuar, sementara jalan desa yang menjadi urat nadi ekonomi rakyat masih terabaikan. Logikanya sederhana: bagaimana ekonomi bisa tumbuh jika aksesnya saja tersendat?

Turun langsung ke lapangan juga menjadi pengingat bagi saya bahwa pembangunan tidak boleh berjarak. Terlalu sering kebijakan dibuat dari kejauhan, tanpa cukup mendengar suara yang terdampak langsung. Padahal, masyarakat tidak membutuhkan janji panjang, mereka hanya ingin kepastian bahwa kebutuhannya dipahami dan dipenuhi.
Di Sungai Batu Gantih, saya melihat harapan itu. Harapan bahwa jalan ini akan membuka lebih banyak peluang. Bahwa anak-anak bisa berangkat sekolah tanpa harus berjibaku dengan lumpur. Bahwa hasil pertanian bisa sampai ke pasar dengan kondisi lebih baik dan biaya lebih murah.

Pembangunan jalan memang tidak serta-merta menyelesaikan semua persoalan. Tapi ia adalah fondasi. Tanpa fondasi yang kuat, program ekonomi, pendidikan, dan kesehatan akan sulit berjalan maksimal. Jalan adalah awal dari banyak hal baik yang ingin kita bangun bersama.

Saya juga menekankan pentingnya kualitas pekerjaan. Cepat selesai itu baik, tetapi tepat dan berkualitas jauh lebih penting. Jalan yang dibangun hari ini harus bisa digunakan dalam jangka panjang, bukan sekadar terlihat bagus di awal lalu rusak kembali dalam waktu singkat.

Karena itu, pengawasan menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Bukan untuk mencari-cari kesalahan, melainkan memastikan bahwa setiap rupiah anggaran benar-benar berubah menjadi manfaat nyata bagi masyarakat. Pembangunan yang baik adalah pembangunan yang bisa dirasakan, bukan sekadar dilaporkan.

Kerinci dengan segala potensinya—pertanian, pariwisata, dan sumber daya manusia—membutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai. Jalan-jalan penghubung desa seperti ini mungkin terlihat kecil di peta, tetapi sangat besar artinya bagi kehidupan warga sehari-hari.

Saya percaya, jika kita konsisten memperbaiki akses dasar seperti jalan, maka efek domino positif akan mengikuti. Ekonomi lokal tumbuh, ketimpangan wilayah bisa ditekan, dan masyarakat desa tidak lagi merasa tertinggal.

Dalam banyak kesempatan, saya selalu mengingatkan bahwa tujuan akhir pembangunan adalah kesejahteraan rakyat. Bukan sekadar pencapaian angka atau target tahunan. Ukurannya sederhana: apakah hidup masyarakat menjadi lebih mudah, lebih aman, dan lebih layak.

Meninjau jalan Sungai Batu Gantih hari itu menguatkan kembali keyakinan saya. Bahwa kerja-kerja kecil yang dilakukan dengan sungguh-sungguh sering kali menghasilkan dampak yang paling besar. Bahwa hadir, mendengar, dan memastikan adalah bagian penting dari tanggung jawab sebagai wakil rakyat.

Saya berharap jalan ini nantinya benar-benar menjadi jalan harapan. Jalan yang menghubungkan desa dengan peluang, menghubungkan kerja keras petani dengan pasar, dan menghubungkan cita-cita masyarakat dengan masa depan yang lebih baik.

Dan selama saya masih diberi amanah, saya akan terus memilih turun ke lapangan. Karena dari sanalah saya belajar, memahami, dan memastikan bahwa pembangunan tidak kehilangan arah—tetap berpihak pada rakyat, dan selalu berangkat dari kebutuhan nyata mereka. (*)

* Edi Purwanto, Anggota DPR RI dapil Jambi

Pos terkait