Kabar dari Turki: Hapalkan NIK, Kelar Urusanmu

mutia
Siti Mutia (jurnalis Jambi tinggal di Turki)
Blue-Mosque-Turki
Blue Mosque Turki. (ist)

Saya menemani suami mengurus sebuah dokumen disebuah kantor dinas. Qodarullah, suami lupa membawa kimlik dan saya sudah panik karena mau balik ke rumah lagi sudah kejauhan. Dengan tenang suami bilang, “Tidak apa-apa. Saya hapal kok NIK saya,” katanya. Benar saja. Saat mengentri persyaratan berkas, suami hanya menuliskan NIK yang dihafalnya dan beres. Petugas hanya memverifikasi lewat komputer lalu data suami muncul otomatis. Praktis dan efisien sekali.

Kali lain, saya dibawa suami memperbarui data keluarga di kantor departemen sosial. Yang mana melalui data tersebut nantinya, saya yang WNI ini sebagai istrinya diberi fasilitas kesehatan gratis disemua RS terbaik se-Turki. Lagi-lagi suami tidak membawa kimlik. Setelah entry NIK di mesin khusus yang saya bilang mirip mesin ATM itu, nomor antrianpun muncul dilayar digital yang dipampang besar-besar dekat langit-langit ruangan resepsionis. Warnanya mencolok sehingga bisa terlihat jelas dari jarak jauh. Tak perlu print paper yang bikin boros kertas dan sampah yang berdampak ke pengerusakan alam.

Petugas menyodorkan kertas yang harus diisi suami setelah tahu tujuan kedatangan. Memang departemen ini menangani berbagai dokumen terkait kesejahteraan rakyat. Petugas mengentri data di komputer sambil “hanya” menanyakan NIK. NIK. Bukan kimliknya. Bukan KTP-nya. Bukan fisiknya. Lagi-lagi saya dibuat kagum saat setelah dientry semua data suami muncul dilayar tersebut. Lalu tak sampai lima menit urusan beres. “Mulai sekarang, kalau mau kontrol ke rumah sakit, sudah OK. Gratis. Datamu sudah ter-registrasi dan terintegrasi ke pusat.” Kamipun melenggang pulang.

Bacaan Lainnya

Suami bilang, cukup sediakan fotokopi kimlik secukupnya sebagai stok kalau-kalau dibutuhkan sebagai dokumen arsip. Selebihnya cukup hafal NIK. Menariknya, pemerintah Turki tidak mencantumkan kolom alamat di kimlik. “Karena penduduk disini mobilitasnya tinggi. Alamat bisa pindah dengan cepat. Karena sebagian besar mereka mengontrak apartemen.” Kebayang dong repotnya kalau tiap sebentar harus ngurus ganti alamat di kimlik andai kolom alamat dicantumkan. Ada kantor dinas khusus dibawah departemen kependudukan yang menangani mobilitas alamat ini. Lagi-lagi, dinas ini juga terintegrasi dengan dinas terkait seperti kantor POS (sehingga misal ada surat pemerintahan, tagihan listrik dan air, paket, dll) petugas POS tinggal mengentri NIK warga yang dituju maka alamat penerima akan langsung keluar lengkap dengan nomor rumah atau nomor apartemen dan nomor telepon sekalian. Keren ya. (Keren apa saya yang kelewat norak ya yang mudah terpukau dengan kemudahan akses demikian. Hiks) Karena dilakukan dengan sistem komputerisasi maka hanya dalam waktu kurang lebih lima menit semua data sudah otomatis terintegrasi. Clear. Efektif. Efisien!

Mudah-mudahan di Indonesia segera bisa menerapkan sistem yang sama. Semoga! (*)

Salam
Dari Turki

Pos terkait