Resmi Menang Pilpres AS, Biden Langsung Kritik Pedas Trump

Resmi Menang Pilpres AS
Joe Biden. Foto : Istimewa

Jambiseru.com – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden mencerca Donald Trump dengan kritik sangat pedas sejak pemilu. Dia menyatakan Partai Republik yang mendukung Trump telah menentang konstitusi dan “keinginan rakyat” karena tidak menerima hasil.

Berita Jambiseru[dot]com LainnyaUsai Dirudapaksa Ayah, Remaja Ini Malah Dianiaya Ibu

Seperti dilansir AFP, Selasa (15/12/2020) Biden menyebut bahwa Partai Republik menolak untuk menghormati konstitusi hukum. Kritik itu disampaikan Biden usai Electoral College baru saja mengukuhkan kemenangannya.

Bacaan Lainnya

“Itu adalah posisi yang sangat ekstrem yang belum pernah kami lihat sebelumnya. Sebuah posisi yang menolak untuk menghormati keinginan rakyat, menolak untuk menghormati supremasi hukum, dan menolak untuk menghormati konstitusi kami,” ujar Biden dalam pidatonya, Senin (14/12/2020).

Pemungutan suara Electoral College, biasanya formalitas, dianggap begitu penting mengingat upaya luar biasa Presiden Donald Trump untuk menumbangkan proses, karena apa yang disebutnya sebagai penipuan massal kepada pemilih dalam pemilihan presiden 3 November lalu.

Sejumlah pendukung Trump sudah menyerukan protes di media sosial, dan pejabat pemilihan sudah  menyatakan keprihatinan mengenai potensi kekerasan di tengah retorika Trump yang memanas.

Di negara bagian AS terpadat, yakni California, menempatkan Biden di atas 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk menangi Electoral College saat 55 pemilihnya dengan suara bulat memberikan suara kepadanya dan pasangannya, Kamala Harris.

Biden dan Harris bakal dilantik 20 Januari 2021 mendatang.

Biden meraih 306 suara elektoral pada pilpres, Trump dengan 232 suara elektoral.

“Api demokrasi telah menyala di negara ini sejak lama,” ujar Biden pada pidatonya untuk menandai kemenangannya di Electoral College.

“Dan kami sekarang tahu bahwa tidak ada – bahkan pandemi – atau penyalahgunaan kekuasaan – yang dapat memadamkan api itu. Dalam pertempuran untuk jiwa Amerika ini, demokrasi menang,”katanya.

Dalam sistem yang rumit sejak tahun 1780-an, para kandidat akan menjadi presiden AS tidak dengan memenangkan suara populer tetapi melalui sistem Electoral College.

Pada 2016, Trump kalahkan capres Demokrat, Hillary Clinton walaupun kalah dalam jumlah suara populer nasional dengan hampir 3 juta suara. Biden menang suara populer di November lalu dengan lebih dari 7 juta suara.

Trump juga menekan anggota parlemen Republik di negara bagian yang dimenangi Biden, seperti Pennsylvania dan Michigan, untuk menyisihkan jumlah suara dan menunjuk daftar pemilih mereka sendiri yang bersaing. Namun, anggota parlemen sebagian besar menolak gagasan itu.

Berita Jambiseru[dot]com LainnyaHaris-Sani Masih Unggul, Update Sirekap Suara Masuk 97,16 Persen

“Saya berjuang keras untuk Presiden Trump. Tidak ada yang menginginkan dia menang lebih dari saya,” kata Lee Chatfield, ketua DPR dari Partai Republik Michigan.

“Tapi saya juga mencintai republik kita. Saya tidak dapat membayangkan mempertaruhkan norma, tradisi, dan lembaga kita untuk mengeluarkan resolusi yang secara retroaktif mengubah pemilih untuk Trump,” sambungnya. (esa)

Sumber : Detik.com

Pos terkait