Polisi Belum Temukan Petunjuk Pembunuh Perempuan Bertato Burung

Tato keren gambar burung hantu di jasad wanita tanpa busana
Tato keren gambar burung hantu di jasad wanita tanpa busana

Polisi Belum Temukan Petunjuk Pembunuh Perempuan Bertato Burung

Jambiseru.com – Pelaku pembunuhan Anjani Bee atau perempuan bertato burung di Lembang, Bandung Barat, tampaknya masih bebas berkeliaran. Ini terjadi, karena pihak Polres Cimahi sampai saat ini belum berhasil menangkap sang pelaku. Polisi masih terus berupaya menyelidiki kasus ini, dengan memeriksa 35 orang saksi.

Baca JugaEmpat Pasien Suspect Corona Dirawat di Rumah Sakit yang Tak Miliki SK Rujukan

Bacaan Lainnya

Dikatakan Kapolres Cimahi, AKBP M. Yoris Maulana, untuk kasus mayat perempuan bertato yang di temukan di Jalan Raya Lembang-Bandung, masih dalam proses penyelidikan.

“Kita sudah periksa 35 orang saksi, dalam penyelidikan, (pembunuhan di Lembang),” kata Yoris, saat dihubungi via ponselnya, Senin (9/3/2020).

Ia juga mengatakan, jika pihaknya belum menemukan petunjuk yang mengarah pada pelaku. Pihak Satreskrim Polres Cimahi masih terus melakukan penyelidikan pembunuhan Anjani Bee.

“Belum lah itu, nanti dulu masih penyelidikan,” katanya dilansir Suara.com–media partner Jambiseru.com.

Untuk diketahui, Mayat Anjani Bee ditemukan di sebuah selokan kecil pinggir jalan pada Kamis (5/3/2020). Di tubuh korban ditemukan sejumlah luka. Hasil pemeriksaan sementara, beberapa luka disebabkan luka sayatan yang cukup dalam dari benda tajam dan luka lebam karena benda tumpul.

Pada tubuh korban juga didapati ada gambar tatto bertuliskan “fuck my life” di lengan kiri dan tatto bergambar burung hantu di lengan kanannya.

Hasil identifikasi, diketahui mayat bertatto burung hantu itu, berinisial IS atau Intan Marwah Sofiah yang baru berusia 18 tahun. Korban diketahui merupakan warga Kabupaten Subang. Saat ini korban sudah di makamkan, oleh pihak keluarga di daerah asalnya.

Baca JugaGiliran Kasat Narkoba dan Kapolsek Muara Bulian – Batanghari Diganti

Penambahan ruang isolasi ini disebutnya merupakan syarat untuk menjadi RS rujukan pasien suspect corona. Dari awal, RSUD Pasar Minggu, kata Ani, sudah memiliki ruang isolasi saat didirikan.

“Jadi di semua RS pasti ada ruang isolasi yang kami lakukan adalah menambah,” pungkasnya. (put)

Pos terkait