Profil Dandhy Laksono, Sutradara Sexy Killers yang Ditangkap karena Isu Papua

dandhy
Dandhy Laksono usai menjalani pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya. (Tangkapan layar Youtube/Iman D Nugroho)

JAMBISERU.COM – Polda Metro Jaya menangkap pendiri WatchdoC Dandhy Laksono. Dandhy yang juga merupakan sutradara film dokumenter Sexy Killers ini ditangkap pada Kamis malam. Berikut ini profilnya dikutip dari Detikcom.

BACA JUGA: Bebby Fey Tunjukkan Foto Atta Halilintar Sesudah Hubungan Badan

Sebagaimana diketahui, Dandhy ditangkap pada hari Kamis (26/9) pukul 23.00 WIB di kediamannya. Dia tangkap lantaran cuitannya terkait Wamena dianggap mengandung ujaran kebencian. Kini, Dandhy diperbolehkan pulang meski masih berstatus tersangka.

Bacaan Lainnya

Dandhy disangkakan melanggar Pasal 28 ayat (2), jo Pasal 45 A ayat (2) UU No.8 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan/atau Pasal 14 dan Pasal 15 No.1 tahun 1946 tentang hukum pidana.

Dhandy Dwi Laksono mulanya dikenal sebagai jurnalis yang pernah bekerja di beberapa media cetak, radio, online dan televisi.

Berdasarkan pengalamannya sebagai jurnalis itu, Dandhy sempat menulis buku berjudul ‘Indonesia for Sale’ dan ‘Jurnalisme Investigasi’.

Kemudian, bersama rekannya Andy Panca Kurniawan dia mendirikan Watchdog Indonesia, sebuah rumah produksi film-film dokumenter pada tahun 2009.

Ada 165 episode dokumenter lebih, 715 feature televisi, dan sedikitnya 45 karya video komersial non komersial yang pernah dihasilkan rumah produksi ini. Beberapa yang video dokumenternya yang terkenal adalah film Samin vs Semen dan Jakarta Unfair. Film pertama berisi tentang sorotan masalah masyarakat Samin Kendeng yang berjuang melawan penggusuran oleh perusahaan semen, sedangkan film kedua berisi tentang sorotan masalah reklamasi di Jakarta.

Karena beberapa film dokumenter yang kerap menyoroti isu sosial itu, Dhandy pun akhirnya juga dikenal sebagai aktivis.

Pada tahun 2015, dia ikut melakukan perjalanan yang dinamai sebagai ‘Ekspedisi Indonesia’ hanya dengan menggunakan sepeda motor.

Pada September 2017 nama Dhandy mencuat karena tulisannya berjudul ‘Suu Kyi dan Megawati’ membuatnya dilaporkan Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Jawa Timur, organisasi sayap PDI Perjuangan karena dianggap menghina Megawati Sukarnoputri.

BACA JUGA: Jadi Tersangka, Dandhy Laksono Dipulangkan dari Mapolda Metro Jaya

Nama Dhandy kembali jadi perbincangan usai dia menelurkan film Sexy Killer. Film ini merupakan film dokumenter yang menyoroti tentang masalah dampak industri tambang di Indonesia. Film ini ramai diperbincangkan karena dirilis beberapa hari saja menjelang coblosan Pipres 17 April 2019. (put)

Pos terkait