Kedubes Amerika Serikat di Irak Dihantam Rudal

Ilustrasi Tembakan. (Ist)
Ilustrasi Tembakan. (Ist)

Kedubes Amerika Serikat di Irak Dihantam Rudal

JAMBISERU.COM – Serangan rudal ke sejumlah titik wilayah yang didiami tentara maupun diplomat Amerika Serikat di Irak kembali dilancarkan. Setidaknya lima roket katyusha mendarat di zona hijau yang dijaga ketat di ibu kota Irak.

BACA JUGAJokowi Pastikan Indonesia Aman dari Virus Corona

Bacaan Lainnya

Beberapa dari serangan roket itu menghantam Kedutaan Besar Amerika di Irak, kata pejabat sementara Perdana Menteri Adil Abdul-Mahdi, Senin (27/1/2020) pagi.

Baca Juga : 10 Negara Termasuk China Ditetapkan Amerika Sebagai Pelanggar Kebebasan Beragama

“Serangan pada kantor misi asing kembali diulangi dengan rudal yang jatuh di dalam kompleks kedutaan AS. Sementara kami mengutuk tindakan ilegal ini, kami menginstruksikan pasukan keamanan kami untuk menangkap para penyerang dan membawa mereka ke pengadilan,” kata Abdul-Mahdi, dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Suara.com–media partner Jambiseru.com dari kantor berita Anadolu.

Baca Juga : Sejarah Baru, Harris Jadi Presiden Perempuan Pertama Amerika

Sejauh ini tidak ada korban atau kerusakan material yang dilaporkan. Dia menambahkan bahwa serangan semacam ini dapat mengubah Irak menjadi zona konflik.

Sampai saat ini tidak ada yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Serangan ini terjadi dua hari setelah ribuan orang Irak berkumpul di Baghdad menyerukan pasukan AS untuk meninggalkan negara itu.

Baca Juga : US Election Result, Joe Biden atau Donald Trump?

Kehadiran pasukan asing telah menjadi isu panas di negara itu setelah jenderal top Iran Qassem Soleimani dihabisi awal bulan ini dalam serangan pesawat tak berawak milik AS di luar Bandara Internasional Baghdad.

Sebelumnya, laman VOA melaporkan, sedikitnya 34 tentara Amerika Serikat harus menjalani perawatan karena didiagnosa menderita cedera otak atau gegar otak akibat serangan rudal Iran terhadap pangkalan-pangkalan di Irak awal bulan ini.

Hampir separuhnya kembali bertugas di Irak tetapi sisanya masih menjalani perawatan di Jerman atau kembali di Amerika.

“Para tentara ini umumnya menjalani rawat jalan,” kata juru bicara Pimpinan Pentagon, Jonathan Hoffman kepada wartawan dan memperingatkan jumlah pasukan yang menderita akibat dari serangan-serangan rudal itu bisa bertambah.

BACA JUGADitolak Warga, Ratusan Turis China di Bukittinggi Tak Boleh Keluar Hotel

“Ini hanya untuk sementara,” katanya mengutip sifat cedera otak dan fakta bahwa gejalanya tidak selalu langsung muncul. (put)

Pos terkait