Jiwa Sosial Listyo Sigit Prabowo dan Iringan Doa Alm Ibu Tercinta Menuju Langkah Pasti Sang Jenderal

Sigit Prabowo Sebagai Kapolri
Komjen Listyo Sigit Prabowo. Foto : Istimewa

Jambiseru.com – Usaha dan doa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan niat kebaikan, dipastikan hal itu akan memberikan hasil yang maksimal. Tak ada yang tak mungkin selama kita mau berusaha dan berdoa dengan sungguh-sungguh.

Termasuk ketika kita ingin mengabdi pada negara dengan menjadi anggota TNI atau pun Polri.

Siapa yang tidak kenal dengan sosok Komjen Pol. Listyo Sigit Prabowo yang namanya santer terdengar setelah diajukan sebagai calon tunggal Kapolri oleh Presiden Joko Widodo kepada DPR melalui Surpres yang disampaikan langsung oleh Mensesneg Pratikno?

Bacaan Lainnya

Sebagian dari kita mungkin masih awam dengan nama tersebut, tapi ternyata Listyo Sigit Prabowo memiliki kisah perjalanan hidup yang cukup menarik. Mari kita simak fakta terkait beliau.

Kisah menarik dan inspiratif mengenai perjuangan anak muda yang ingin selalu menjadi manusia berguna akhirnya bisa menjadi anggota Polri melalui jalur Akademi Kepolisian ditahun 1991 dan bukan juga mimpi ternyata beliau ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi calon tunggal Kapolri kedepan mengantikan Idham Aziz yang akan pensiun pada tanggal 1 Febuari 2021.

Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo anggota Polri yang saat ini menyandang bintang dengan tugas sebagai Kabareskrim Mabes Polri lahir di Ambon, Maluku pada 5 Mei 1969 ini menjalani pendidikan dari sejak sekolah dasar hingga mendaftar masuk ke Akademi Kepolisian.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Akademi Kepolisian pada tahun 1991, Komjen Listyo Sigit Prabowo melanjutkan pendidikan master di Universitas Indonesia dengan tesis tentang penanganan konflik etnis di Kalijodo.

Listyo pernah beberapa kali menduduki jabatan di daerah Jawa Tengah. Tercatat, Listyo pernah menjadi Kapolres Pati. Setelah itu, dia menduduki posisi Wakapoltabes Semarang, dan pernah menjadi Kapolres Solo.

Pada tahun 2012, Listyo dipindahtugaskan ke Jakarta untuk menjabat sebagai Kasubdit II Dit Tipdum Bareskrim Polri. Sejak bulan Mei 2013, dirinya bertugas di Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Tenggara.

Menjabat sebagai Kapolda Banten pada tahun 2016. Dan kabarnya sepanjang menjabat sebagai Kapolda, beliau rajin sekali blusukan dan bersilaturahmi dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Dan ternyata beliau ini memiliki kegiatan yang cukup mulia, yakni memelihara anak yatim ataupun anak yang sengaja ditelantarkan oleh orang tuanya. Serta beliau juga senang sekali memberangkatkan Ulama baik untuk berangkat naik Haji maupun untuk Umroh. Keren sekali bukan?

Selanjutnya menjabat sebagai Kadiv. Propam Polri pada tahun 2018 yang mengantarkan beliau memperoleh dua bintang di pundak yaitu sebagai Inspektur Jenderal Polisi.

Jabatan ini adalah jabatan yang ditakuti bawahan dan juga disegani kawan bahkan atasan, karena Propam Polri adalah Divisi yang bertanggungjawab pada masalah pembinaan profesi dan pengamanan masalah dalam internal organisasi Polri. Dan beliaulah pimpinan tertingginya saat itu.

Dan setahun kemudian sampai dengan saat ini beliau menjabat sebagai Kabareskrim Polri yang mengantarkan beliau menyandang tiga bintang di pundak, yaitu sebagai Komisaris Jenderal Polisi. Dari sinilah sinar benderang beliau terlihat melalui berbagai pengungkapan kasus dibawah pimpinannya.

Mulai dari kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan sampai dengan penangkapan buronan kelas kakap dari Maria Pauline Lumowa sampai dengan Djoko Tjandra. Prestasi yang membanggakan beliau tentunya.

Nah, itulah tadi rekam jejak prestasi beliau semasa bertugas. Bagaimanakah dengan keseharian beliau di dalam keluarga dan lingkungan sosial? Coba kita intip sedikit dari cerita dan informasi yang bisa diperoleh dari orang sekitar beliau.

“Pak Listyo ini sosok yang sangat menghormati guru. Selain bertemu dengan guru-guru, saat acara itu pak Listyo juga berbagi pengalaman serta memotivasi siswa-siswi SMAN 8 untuk tidak ragu melangkah dan mempersiapkan diri selepas SMA,” terang Wakil Kepala Humas tersebut

SMAN 8 adalah sekolah dimana beliau menimba ilmu sebelum masuk ke AKABRI Kepolisian pada tahun 1988.

Menurut Nunik, saat menghadiri acara reuni, Listyo Sigit selalu memohon doa restu kepada mantan gurunya agar dalam menjalankan tugas diberikan kelancaran.

Delapan guru yang dulu mengajar Komjen Listyo Sigit hadir di acara tersebut merasa banga akan prestasi yang diukir anak didiknya.

Di mata Nunik, Sosok Komjen Listyo memang bukan orang asing. Mantan Kapolres Surakarta itu bahkan menurut Nunik adalah salah satu alumni yang sangat peduli dengan para mantan gurunya.

Bahkan, meski sudah berstatus perwira tinggi Polri. Mantan Kapolda Banten itu selalu menyempatkan hadir dalam kegiatan reuni yang berlangsung di sekolahnya.

“Saat reuni akbar di 2019 di Lustrum 9 SMA 8, beliau juga hadir, juga Aksi Sosial Pakci di awal 2020 beliau juga hadir,” Ujar Nunik.

Jaringan jaringan yang pernah dibangunnya dan semangat kekeluargaan Jenderal bintang tiga ini teruslah dipelihara dan diperluasnya.

Sehingga bukan saja ketika menjadi Kapolda Banten, Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo selalu peduli dan membantu seperti Pondok Pesantren (Ponpes) yang dulu pernah dikenalnya.

Suami dari Juliati Sapta Dewi Magdalena terkadang bertindak atas nama pribadinya bukan karena jabatannya. Hal ini diungkapkan KH Suryana bahkan kagum dengan sosok mantan orang nomor satu di Polda Banten tersebut. Listyo kata KH Suryana adalah pria yang dikenal ramah ini tidak pernah melupakan masyarakat dimanapun dia bertugas. Meskipun, saat ini tidak lagi memimpin Polda Banten.

Listyo bukan hanya membantu bangunan Masjid dan Pondok Pesantren, marbot masjid dan mushola yang diberangkat umrah gratis. Marbot adalah orang yang bertanggungjawab mengurus keperluan langgar/surau atau masjid, terutama yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan tempat ibadah tersebut. Adakalanya, seorang marbot juga mengurusi hal-hal yang berurusan dengan ibadah, seperti azan, menjadi imam cadangan.

Selain bangunan Masjid dan Marbot yang diberangkatkan gratis Umrah. Ternyata Sigit dan istrinya juga membantu anak-anak terlantar. Ada yang ditampung di tempat penampungan. Dan, ada pula yang dibantu biaya sekolahnya, tetapi anak tersebut tinggal bersama orang tuanya.

Hal senada diungkapkan pimpinan Ponpes Bahrul Ulum, Banten, KH. Saharni. Ia turut mendoakan Listyo Sigit Prabowo. “Semoga beliau sekeluarga selalu diberikan kesehatan dan ketegasan dalam menjalankan tugas-tugasnya demi menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar,” ucap KH. Saharni.

Ditambahkan dan ditegaskan KH Saharni, bahwa Alim UIama di Banten selalu siap membantu dan mendoakan ayah dari Cornelius Krishna Satya Patria Wardhana.

Beliau itu (Sigit) amanah dalam pekerjaanya, kami siap membantu. Terutama dalam memberantas kemaksiatan. Lebih dari itu kata KH Saharni menambahkan bahwa tindakan yang dilakukan Listyo sangat mulia dan terharu.

Ia mengatakan bahwa para santri maupun alim ulama di Banten selalu siap membantu dan mendoakan ajudan Presiden 2014 ini.

“Selama beliau amanah dalam pekerjaannya, kami siap membantu. Terutama dalam memberantas kemaksiatan,” tuturnya.

Semua yang Sigit lakukan tidak atas nama jabatan atau posisinya. Melainkan atas nama pribadinya semata. Bahkan, bantuan yang dia lakukan luput dari Media.

Ternyata tidak hanya cemerlang sebagai seorang Jenderal, Ataupun seorang yang memiliki Jiwa Sosial yang tinggi sebagai sebagai seorang kepala keluarga pun beliau memiliki keluarga yang harmonis dan berprestasi.

Keberhasilan seorang anak tentulah tidak pernah lepas dari doa orang tua yang selalu menyertai setiap langkah perjalanan anak tercintanya. Itulah doa yang selalu disematkan almh. ibunda Komjen Pol. Listyo Sigit Prabowo, kenang sang Jenderal. Setiap saat iringan doa orangtua adalah tuntunan sehingga keberhasilan dalam tugas pengabdian sebagai aparat penegak hukum dan juga sebagai kepala keluarga selalu mengiringi langkah suksesnya. (*)

Pos terkait