Sekjen PAN Diperiksa Polisi: Serahkan Bukti Baru untuk Penyidik

Eddy Soeparno
Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno. Foto : Istimewa

Jambi Seru – Menindaklanjuti laporannya, Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno diperika oleh polisi. Ia datang menemui penyidik Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya sembari membawa bukti baru.

Eddy sebagai pelapor atas kasus pencemaran nama baik yang diduga dilakukan oleh Muannas Alaidid. Sekjen PAN itu diperiksa selama tiga jam oleh penyidik.

Menurut Eddy, setidaknya ada 14 pertanyaan yang diberikan kepadanya. Pemeriksaan berlangsung mulai pukul 09.30 WIB sampai 12.15 WIB.

Bacaan Lainnya

“Cukup banyak saya tidak mengingatnya lagi. Ada sekitar 14 pertanyaan,” kata Eddy di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (23/5/2022).

Dalam agenda pemeriksaan kali ini, kata Eddy, pihaknya turut membawa sejumlah barang bukti. Salah satunya bukti baru terkait kicauan Muannas di Twitter yang diduga mengandung unsur pencemaran nama baik terhadapnya.

“Tadi sudah kita sampaikan. Bahkan ada beberapa yang disampaikan tadi merupakan cuitan setelah kami buat laporkan beberapa waktu lalu,” katanya.

Sebelumnya, Eddy melaporkan Muannas Alaidid ke Polda Metro Jaya pada 25 April 2022. Laporan tersebut teregistrasi dengan Nomor: STLP/B/2107/IV/2022/SPKT/POLDA METRO JAYA.

“Kami sudah melakukan laporan atas perkara pencemaran nama baik melalui media elektronik. Terlapor adalah saudara Muannas Alaidid dan kawan-kawan,” kata Eddy di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (25/4/2022) lalu.

Dalam laporannya, Eddy mempersangkakan Muannas dengan Pasal 27 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Selain itu, juga Pasal 310 KUHP, Pasal 311 KUHP, Pasal 315 KUHP dan Pasal 263 KUHP tentang Keterangan Palsu.

Eddy menuturkan, kasus ini berawal saat dirinya membuat pernyataan di media sosial terkait penegakan hukum.

“Kemudian dibalas dengan penghinaan baik atas nama diri saya maupun keluarga saya. Ini jadi salah satu dasar kita buat laporan,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua DPP PAN Saleh Daulay menjelaskan persangkaan pasal pemberi keterangan palsu. Pasal ini dipersangkakan kepada Muannas terkait somasi yang diajukan kepada Eddy dengan klaim selaku kuasa hukum Ade Armando.

Berdasar data, Saleh menyebut Ade Armando memberi surat kuasa kepada Muannas sebagai kuasa hukum pada Senin, 11 April 2022. Sedangkan, pernyataan Eddy yang kemudian dipermasalahkan terjadi keesokan harinya.

Tak hanya itu, Saleh menyebut surat kuasa yang diberikan Ade Armando kepada Muannas Alaidid itu pun terkait kasus pengeroyokan. Bukan menyangkut kasus pencemaran nama baik.

“Surat kuasa harus khusus spesifik. Kalau untuk pengeroyokan nggak bisa untuk pencemaran nama baik. Maka dugaan kami ada pemberian informasi salah kepada publik dan ada kebohongan publik terkait masalah Ade,” katanya. (tra)

Sumber : suara.com (media partner jambiseru.com)

Pos terkait