Perempuan Asal Indonesia Jadi Sopir di Amerika, Jilbabnya Jadi Sorotan

Perempuan Asal Indonesia Jadi Sopir
Tangkapan layar wanita Indonesia jadi sopir bus sekolah di AS. (Ist)

Jambiseru.com – Seorang perempuan asal Indonesia, Yohana Djuanda, menjadi sopir di Amerika Serikat (AS). Namun, saat bekerja ia tak pernah melepas jilbabnya. Jilbabnya itu pun langsung menjadi sorotan.

Diketahui, Yohana Djuanda bekerja sebagai sopir bus sekolah di Leesburg, negara bagian Virginia, AS.

Baca Juga : 10 Negara Termasuk China Ditetapkan Amerika Sebagai Pelanggar Kebebasan Beragama

Bacaan Lainnya

Yohana Djuanda memiliki pengalaman luar biasa selama bekerja di negeri Paman Sam. Sebagai pemeluk agama Islam, ia selalu mengenakan jilbab.

Baca Juga : Sejarah Baru, Harris Jadi Presiden Perempuan Pertama Amerika

Rupanya, jilbab yang dikenakannya menjadi perhatian para murid yang dibawanya menuju dan pulang sekolah.

Baca Juga : Perkuat Pemulihan Ekonomi, Indonesia dan Amerika Jalin Kerjasama

Yohana Djuanda sudah 6 tahun menjalani profesi sebagai sopir bus sekolah di AS. Ia mengaku senang, lantaran berhubungan dengan anak-anak.

Sebelumnya, Yohana sempat bekerja sebagai pengasuh anak di Amerika, kemudian beralih menjadi sopir.

“Saya kerja jadi sopir bus sudah lebih dari 6 tahun. Memilih profesi ini sebenarnya saya senang. Semua pekerjaan yang ada hubungannya sama anak,” kata Yohana dari kanal YouTube VOA Indonesia dilansir dari Batamnews.co.id–jaringan Suara.com.

Yohana, saat pertama kali ke Amerika mengaku belum bisa menyetir sama sekali.

Baru berlatih setir mobil dan bus. Hingga tak menyangka bisa menjalani serangkaian tes dengan lancar.
Yohana sempat terkejut melihat bus yang dikendalikan besar sekali. Tak hanya itu, tombol pengatur yang cukup banyak.

“Waktu hari pertama sebenarnya saya takut juga. Pakai acara mau nangis karena pas saya lihat di kaca, ya Allah gede banget. Panik pas lihat tombol itu ada banyak banget, puluhan, mana yang perlu dipencet,” tawanya mengenang.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah penampilan Yohana. Jilbab Yohana terbilang cukup unik bagi orang Amerika.

Lantaran itu, tak sedikit anak yang kerap bertanya soal jilbab yang dikenakannya. Bahkan ada yang selalu memuji.

“‘Ms Yohana kenapa kepalanya ditutupi? Boleh aku lihat rambutmu?’ Yang kecil-kecil yang tanya. Ada satu anak yang setiap hari kalau naik bus saya selalu bilang, ‘Wah jilbabmu cantik sekali aku suka. Lihat bunga itu di jilbabmu’. Luar biasa anak-anak ini,” papar Yohana.

Sementara untuk menunaikan ibadah salat, Yohana akan menunggu hingga benar-benar selesai bekerja, supaya anak-anak tersebut tidak melihat. Terkadang dia juga harus salat di dalam bus.

“Saya enggak pernah salat di depan anak-anak. Kalau saya kerja seharian. Saya pernah field trip sampai malam, ya saya salat saja di bus atau saya salat saja di lapangan,” imbuhnya.

Bicara soal profesi, bicara juga soal tanggung jawab. Selain sebagai sopir bus sekolah, Yohana juga memantau laju kendaraan, ia juga harus memerhatikan kondisi anak-anak.

“Kita itu enggak cuma nyopir tanggung jawabnya. Tapi harus memerhatikan anak-anak juga. Makanya dikasih kaca gede banget gitu di depan,” ujar Yohana.

Tantangan lain yang dihadapi Yohana tentu saat menghadapi anak-anak baru. Sementara untuk murid yang sudah terbiasa, akan memiliki ikatan batin.

“Kalau anak itu sudah lama sama kita, mereka itu sudah ada hubungan batin gitu. Karena ini kan sopir saya. Jadi respect mereka jadi lebih tinggi, yang jadi problem kalau kita punya anak-anak baru. Pernah saat jumpa di grocery, tiba-tiba ada anak kecil memeluk katanya kangen,” sambungnya dalam video yang lain.

Sementara itu, suami dari Yohana, Daniel Kirk atau Lukman menanggapi soal pekerjaan istrinya. Ia menceritakan kesibukan sang istri sebagai wanita karier.

Karena tuntutan pekerjaan, mereka bahkan tak bisa menikmati sarapan bersama.

“Istri saya pergi kerja cukup pagi. Biasanya kami bangun kemudian salat bersama. Dia berangkat sekitar 6.15, baru saya berangkat kerja juga. Jadi kita jarang sarapan bersama,” kata Lukman.

Lukman mengaku sempat khawatir dengan keadaan sang istri, lantaran tetap bekerja di luar semasa pandemi Covid-19.

“Sejak pandemi saya khawatir istri saya kena Covid-19. Karena bekerja mengantarkan makan siang untuk anak-anak yang tak dapat sekolah. Ketika sekolah dibuka kembali, ia mengantar-jemput murid-murid. Sekarang saya lebih lega, karena dia sudah divaksin,” tutur dia. (tra)

sumber : suara.com (Media Partner Jambiseru.com)

Pos terkait