Harga Minyak Sawit Diprediksi Menteri Perdagangan Bakal Turun

Harga Sawit di Jambi Turun
Ilustrasi buah sawit

Jambiseru.com – Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) diprediksi Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi Republik Indonesia (RI), bakal turun tahun depan.

Menurut Muhammad Lutfi, saat ini harga CPO sudah terlalu tinggi. Biasanya, jika sudah terjadi seperti ini, maka akan dilakukan koreksi. Sehingga ia yakin harga minyak kelapa sawit mentah bakal turun.

Dilansir laman suara com (partner Jambiseru com), saat ini harga minyak sawit telah beranjak naik dari USD 500-700 menjadi USD 1.300. Kenaikan tersebut telah membuat harga minyak goreng juga ikut terdongkrak naik.

Bacaan Lainnya

Baca juga : Harga Sawit di Jambi Turun : Akibat Malaysia Mulai Produksi

Nantinya, dengan turunnya harga CPO, maka akan berimbas pada harga minyak goreng yang ikut mengalami penurunan.

“Kalau melihat trennya di harga dunia, saya sudah melihat perbedaan harga minyak sawit dengan minyak soy atau minyak kedelai sudah terlalu tinggi. Biasanya itu akan terjadi koreksi. Koreksi itu sudah terlihat dengan melandainya harga CPO,” ujar Lutfi saat pelepasan ekspor serentak, Kamis (23/12/2021).

“Mudah-mudahan Januari, Februari, Maret, harga ini akan terus melandai dan menurun. Kita bisa melihat harga CPO ini lebih dekat dari sebelumnya yang harganya tinggi,” katanya.

Mantan Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat ini juga menyampaikan, Kemendag telah berupaya untuk menstabilkan harga minyak goreng. Salah satunya dengan menyediakan minyak goreng kemasan dengan harga Rp 14 ribu per kilogram.

“Kita sudah memitigasi dengan memastikan 11 juta liter dalam kemasan sederhana minyak goreng yang dijual Rp 14.000,” ucap Lutfi.

Selain itu, Mendag juga mengusulkan adanya pemberian subsidi terhadap produk minyak goreng. Hal ini, dilakukan untuk meredam tinggi harga minyak goreng di pasaran dengan dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS).

Pos terkait