Mantan Kepala BIN Hendropriyono Sebut Palestina dan Israel Bukan Urusan Indonesia

Mantan Kepala BIN Hendropriyono
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Abdullah Mahmud Hendropriyono. Foto : Istimewa

Jambiseru.com – Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono, sebut Palestina dan Israel bukanlah urusan Indonesia, melainkan urusan bangsa Arab dan Yahudi.

Diketahui saat ini, konflik Israel dan Palestina tengah menyita perhatian dunia. Indonesia sudah menyatakan dukungannya bagi Palestina di mana ratusan warganya meregang nyawa sejak konflik dengan Israel pecah pada beberapa pekan terakhir.

“Urusan Indonesia adalah nasib kita dan hari depan anak cucu kita,” ujar AM Hendropriyono pada keterangannya di Jakarta, Rabu (19/5/2021).

Pernyataan Hendropriyono itu dikeluarkan menanggapi maraknya pro-kontra dukung-mendukung perang Israel-Palestina. Dia menyampaikan keprihatinannya yang disampaikan ke teman-teman sesama anggota Kerukunan Keluarga (KEKAL) Akmil 1967.

“Untuk nasib bangsa kita, saya mohon KEKAL Akmil 1967 tidak diam saja, tapi mikir, ngomong dan berbuat sebisanya. Negara kita sedang diserang oleh pemikiran ideologi khilafah,” ungkap Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) itu.

Menurut Hendropriyono, banyak orang telah terbawa arus pengkhianatan mendukung ideologi khilafah, liberalisme, kapitalisme, komunisme, atau ideologi asing apa pun. Ada juga oknum aparat militer dan polisi, ASN dan politisi yang mendukung khilafah.

“Kalau ada yang melecehkan saya karena saya membela filsafat dasar bangsa kita, Pancasila, tolong merapatkan barisan dengan saya untuk membela diri, bangsa kita sendiri. Ironis sekali orang yang mengkritik saya membela Pancasila, demi membela negeri sendiri, tapi dia menggebu-gebu membela Palestina,” kata Hendropriyono.

Hendropriyono turut mempertanyakan apakah pihak yang mengkritiknya tahu soal Palestina dan Israel.

“Apakah pengkhianat itu kenal dengan Mahmoud Abbas, atau kenal dengan Ismail Haniyeh, atau kenal sama Reuven Rivlin, atau Benjamin Netanyahu? Saya yakin tidak kenal. Yang dia kenal adalah anak, istri, mantu, dan cucu sendiri. Kenapa yang dibela orang-orang yang tidak dikenal?” tanya Hendropriyono.

Hendropriyono mengatakan ucapannya menanggapi informasi soal adanya mantan politisi yang tidak senang soal sepak terjangnya yang membela Pancasila dan melawan ideologi asing.

Hendropriyono mengingatkan soal kehancuran Libya dan Muammar Khadaffi. Pemimpin Libya yang dicintai 90 persen rakyatnya. Namun Libya hancur karena pengkhianat yang jumlahnya hanya 10 persen dari penduduk.

Akibat provokasi Barat dan Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), kata Hendropriyono, rakyat Libya membunuh Khadaffi yang memberikan kesejahteraan. Khadaffi dihajar secara membabi-buta oleh rakyatnya sendiri.

“Lihatlah negara mereka (Libya) kini sangat di bawah standar keamanan dan ekonomi. Mengerikan. Nah, penyesalan bukan datang di depan,” kata Hendropriyono mengingatkan.

Hendropriyono mengingatkan jangan sampai Indonesia seperti negeri lain yang hancur karena propaganda kaum yang ingin menghancurkan NKRI dengan mengatasnamakan agama.

“Saya mohon para sobatku yang tercinta bergandengan tangan dengan saya melawan pikiran penganut ideologi-ideologi asing yang sesat itu. Mereka orang yang terbawa arus sampai lupa diri, lupa anak, lupa cucu, untuk hari depan mereka,” ucap Hendropriyono.

Hendropriyono menyatakan orang-orang itu justru mengurus orang lain yang belum tentu bakal membalas budi jika mereka menang melawan musuhnya. Justru menurut Hendropriyono, mungkin mereka bakal mengebom anak cucu lantaran tidak ada dalil balas budi di politik.

“Jadi para sahabatku yang tercinta, kalau ada yang mengkritik saya atau kita dalam berbicara melawan khilafah atau ideologi apa pun, mohon di-counter. Lawan. Jangan takut. Jangan juga diam saja. Karena diam berarti melakukan pembiaran. Dan, itu adalah kejahatan juga. Disebut sebagai crime of omission, yakni kejahatan karena membiarkan orang melawan negara, bangsa kita sendiri,” papar Hendropriyono.

Hendropriyono mengajak masyarakat agar menjaga Indonesia agar tetap berdiri dengan ideologi Pancasila.

“Kita harus tetap berdiri di atas tanah air bangsa kita sendiri. Bukan di atas tanah Palestina, bukan Israel, bukan Arab,” pungkas Hendropriyono. (*)

Sumber : Kumparan.com

Pos terkait