Perwira Polisi dan Gula Alternatif Cegah Diabetes

Perwira Polisi dan Gula Alternatif
Perwira Polisi yang menemukan gula alternatif diabetes dari daun Stevia. (Ist)

Jambiseru.com – Anda penderita diabetes. Tak bisa mengonsumsi gula biasa. Tenang, ternyata ada gula alternatif untuk mencegah diabetes.

Gula alternatif ini didapat dari daun Stevia. Yang mengembangkan gula ini adalah seorang perwira polisi AKP Fadil Amri. Dia menemukan produk pemanis pengganti gula pasir yang rendah kalori. Bahkan, pemanis ini diklaim lebih manis 3 kali lipat dari gula pasir.

Dilansir laman Kumparan.com, Fadil menggunakan daun stevia sebagai bahan dasar pemanis alternatif ini. Dia menyebut pemanis ini 0 kalori dan sangat aman dikonsumsi bagi para pengidap diabetes.

Bacaan Lainnya

Daun stevia (stevia rebaaudiana) sebenarnya sudah ditemukan ratusan tahun silam di Amerika Selatan. Daun ini termasuk jenis rumpun bunga matahari dan memiliki kandungan Steviosol yang menawarkan rasa manis hingga 300 kali lipat daripada gula pasir namun sangat rendah kalori.

Fadli mengembangkan gula cair berbahan baku ekstrak daun stevia. Menurutnya, proses pembuatan gula cair dari Daun Stevia sebenarnya terjangkau, hanya saja perlu didukung oleh tekhnologi yang mumpuni, karena prosesnya menggunakan katalis enzim untuk mendapatkan esktrak daun stevia, dan sayangnya saat ini belum ada pabrik ekstrak tersebut di Indonesia.

“Sebenarnya ini cara membuatnya visible. Tetapi harus didukung oleh tekhnologi ekstraksi daun stevia yang saat ini belum ada di Indonesia, sehingga harus impor dari luar negeri,” kata Fadil, dalam keterangannya, Minggu (6/6).

“Ekstrak Daun Stevia ini memiliki tingkat kemanisan yang tinggi, sekitar 300 kali lipat dari gula tebu. Artinya, daun ini menawarkan rasa yang lebih manis dibandingkan gula yang biasa kita konsumsi, tapi tetap sehat karena sangat rendah kalori,” tambah dia.

Pria yang sehari-hari bertugas sebagai Kapolsek Klapa Nunggal ini menghasilkan produk pemanis bernama Dripsweet ini telah melalui proses pabrikasi yang sangat modern, serta sudah memiliki izin edar BPOM dan sertifikasi Halal MUI. Saat ini produk sudah diterima konsumen di sejumlah daerah seluruh Indonesia, walaupun masih dalam jumlah yang tidak terlalu besar.

“Rata-rata saat ini masih banyak yang menggunakan untuk konsumsi pribadi, industri makanan, dan kue. Ada juga yang kami kemas dalam botol kecil ukuran 5 ml dan 30 ml. Untuk hasil produksinya sementara ini bisa sekitar 300 ribu botol per bulan,” terangnya.

Ide ini berawal dari keprihatinan terhadap banyaknya kerabat yang terkena penyakit diabetes padahal usianya masih muda. Menilik data International Diabetes Federation (IDF), Indonesia berstatus waspada diabetes karena menempati urutan ke-7 dari 10 negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi.

Prevalensi pasien pengidap diabetes di Indonesia mencapai 6,2 persen, yang artinya ada lebih dari 10,8 juta orang menderita diabetes per tahun 2020.

Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), Prof Dr dr Ketut Suastika SpPD-KEMD mengatakan bahwa angka ini diperkirakan meningkat menjadi 16,7 juta pasien per tahun 2045. Dengan data tahun ini, 1 dari 25 penduduk Indonesia atau 10 persen dari penduduk Indonesia mengalami diabetes.

Hingga 14 Mei 2020, International Diabetes Federation (IDF) melaporkan 463 juta orang dewasa di dunia menyandang diabetes dengan prevalensi global mencapai 9,3 persen.

Namun, kondisi yang membahayakan adalah 50,1% penyandang diabetes tidak terdiagnosis.

Baca dari sumber langsung, Kumparan.com

Pos terkait