bahasa jambi udik
==> dusun
bahasa jambi ungkap
==> kato
bahasa jambi utus
==> utus / kirim
bahasa jambi uzur
==> gaek, tuo
V
bahasa jambi vernis
==> pernis
W
bahasa jambi wafat
==> mati
bahasa jambi wadah
==> tempat
bahasa jambi wakaf
==> wakaf
bahasa jambi waktu
==> waya/waktu
bahasa jambi wanita
==> betino
X
bahasa jambi x-ray
==> laser
Y
bahasa jambi ya
==> yo
bahasa jambi yakin
==> yakin, pecayo
bahasa jambi yasin
==> yasin
Z
bahasa jambi zakar
==> pot (buah pot), biji
bahasa jambi zaman
==> jaman
Catatan : Ini adalah kata-kata atau bahasa yang biasa dipakai sehari-hari masyarakat Jambi, terutama wilayah perkotaan. Sementara, di tiap daerah atau desa, memiliki tutur bahasa yang berbeda-beda. Namun rumpunnya tetap sama, yakni rumpun melayu.
(Artikel kamus bahasa Jambi versi Jambiseru[dot]com ini dilindungi undang-undang hak cipta atau hak kekayaan intelektual Indonesia. Mengambil semua atau sebagian tanpa seizin redaksi, terancam pidana.)
Penjabaran kata demi kata bahasa Jambi :
P
Pungguk
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, arti “Pungguk” dapat ditemukan didalam pepatah. Seperti “Pungguk merindukan bulan. Diartikan sebagai orang yang sangat rindu kepada kekasihnya. Namun cintanya tidak terbalas.
Namun ditengah masyarakat masyarakat Melayu Jambi terutama di Marga Sungai Tenang (Merangin), istilah “pungguk” menunjukkan kekerabatan dalam satu wilayah. Dikenal “Pungguk 6”, “Pungguk 9”.
Sehingga Marga Sungai Tenang kemudian dikenal terdiri dari “pungguk 6”, “pungguk 9” dan Koto 10. Pungguk 6 berpusat di Pulau Tengah, Pungguk 9 berpusat di Muara Mandaras. Koto 10 berpusat di Gedang.
Seloko menggunakan kata “pungguk” juga ditemukan didalam makna tanah pemberian. Sebagaimana telah disampaikan terdahulu,
Di Marga Sungai Tenang dikenal “tanah irung. Tanah gunting”. Yang ditandai untuk masyarakat Desa Tanjung Alam dengan istilah “tanah Koto 10, belalang pungguk 9”. Atau “Belalang Pungguk 9. Padang Koto 10.
Dusun Tanjung Mudo merupakan tanah pemberian dari Koto 10 namun penduduknya berasal dari Pungguk 6 yaitu berasal dari Dusun Baru dan Dusun Kototeguh. Mereka kemudian “beladang jauh” di wilayah Koto 10. Di masyarakat dikenal dengan istilah “Tanah Koto 10, belalang Pungguk 6”. Ada juga menyebutkan “Belalang Pungguk 6. Padang Koto 10.
Sedangkan Tanjung Alam merupakan tanah dari Koto 10 namun penduduknya berasal dari Pungguk 9. Dikenal dengna istilah “tanah Koto 10, belalang pungguk 9”. Atau “Belalang Pungguk 9. Padang Koto 10.
Sedangkan Koto Rawang penduduknya berasal dari Lubuk Pungguk yang termasuk kedalam Pungguk 9. Sedangkan wilayah diberikan oleh Pungguk 6. Dikenal dengan istilah “Tanah Pungguk 6, Belalang Lubuk Pungguk. Lubuk Pungguk termasuk kedalam Pungguk 9
S
Sembah
Cara Pandang masyarakat Melayu Jambi menempatkan “Rajo” sebagai tanda dan bakti dan sikap patuh kepada Pemimpin.
Kesalahan apapun dari Rakyat maka Rajo Tetap harus menerima sembah. Sebagaimana seloko seperti ”Raja tidak boleh menolak sembah. Teluk dak boleh nolak limpahan kapar”.