Polemik dengan Klub Liga 1, Zohri dkk Ingin Tetap Latihan di Stadion Madya

lalu-muhammad-zohri
Pelari Indonesia Fadlin (kanan) menyerahkan tongkat kepada Lalu Muhammad Zohri pada babak penyisihan Lari Estafet 4x100m Putra Asian Games ke-18 Tahun 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Rabu (29/8). ANTARA FOTO/INASGOC/Andika Wahyu

JAMBISERU.COM – Tim atletik Indonesia ingin tetap berlatih di Stadion Madya Senayan, Jakarta, meski harus berbagi tempat dengan klub Liga 1 Bhayangkara FC.

BACA JUGACara Memutihkan Wajah Paling Simpel, Cukup Gunakan 2 Bahan Ini

“Sebab lintasan atletik di lapangan sepak bola itu telah memenuhi standar keamanan,” kata Kepala Pelatih Sprint Indonesia, Eni Nuraeni, di Jakarta, Kamis (11/7/2019).

Bacaan Lainnya

Hal itu dikemukakan Eni menyikapi keputusan pengelola yang mengizinkan Bhayangkara bermarkas di Stadion Madya selama mengarungi kompetisi Liga 1 2019, terhitung sejak Kamis (4/7/2019) lalu.

Keputusan tersebut membuat sprinter Lalu Muhammad Zohri dan kolega harus berbagi lapangan latihan dengan para pemain Bhayangkara di Stadion Madya.

Eni menyebut alasan tim atletik ingin tetap berlatih di Stadion Madya karena fasilitas yang tersedia memenuhi standar kelayakan internasional.

Kelayakan yang dimaksud, diantaranya lintasan lari yang terdiri atas delapan lajur mengelilingi lapangan sepak bola.

Sementara area pemanasan yang menjadi lokasi berlatih anak asuh Eni di belakang tribun timur Stadion Madya, dianggap berpotensi mencederai atlet karena fasilitas yang tidak memenuhi standar keamanan.

Sudut tikungan dalam lintasan lari, kata dia, menjadi hal krusial bagi atlet nasional saat berlatih. Alasannya, sudut yang terlalu tajam berpotensi mencederai pelari.

“Saat ini kami berlatih di area pemanasan. Yang jadi masalah itu tikungannya. Dari semula enam lajur lintasan, pas masuk ke tikungan jadi cuma tiga lajur. Kalau pelari saya melesat cepat, bisa bablas ke luar lapangan,” katanya.

Lintasan lari di zona pemanasan disebut Eni juga berbahaya bagi atlet lari estafet.

“Kalau buat atletik, lintasannya harus yang standar. Apalagi tim estafet pertukaran tongkat dilakukan pas tikungan,” tuturnya.

Pelatih peraih penghargaan terbaik di Asia pada 2019 itu juga menyoroti larangan melintas di atas rumput stadion oleh pengelola sejak Bhayangkara mulai menggunakan area itu untuk bertanding.

BACA JUGA : Asus Luncurkan Laptop Game Seharga Rp 131 Juta

“Penguatan kaki untuk lompat biasanya kita lakukan di rumput stadion. Tapi sekarang, untuk melintas saja tidak bisa,” tukas Eni. (ndy)

Pos terkait